
Potret Kemeriahan Grebeg Syawal Di Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta kembali menyelenggarakan tradisi Grebeg Syawal di rangkaian peringatan Idul fitri 2023/1444 H secara terbuka.

Keraton Yogyakarta akhirnya kembali menyelenggarakan tradisi Garebeg Sawal atau Grebeg Syawal rangkaian peringatan Idul fitri 1444 H/Tahun Ehe 1956 secara terbuka. (Ulet Ifansasti/Getty Images)

Relawan Keraton Kraton yang dikenal dengan sebutan 'Abdi Dalem' membawa 'Gunungan' berupa gunungan dalam upacara Grebeg Syawalan dalam rangka perayaan Idul Fitri di Masjid Agung Kauman pada (22/4/2023). (Ulet Ifansasti/Getty Images)

Prosesi dimulai dengan iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan terdiri dari lima jenis. Antara lain, Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan. (Ulet Ifansasti/Getty Images)

Gunungan dipercaya membawa keberuntungan dan berkah untuk setahun ke depan. Tiga tahun sebelumnya, tradisi ini digelar secara terbatas imbas pandemi Covid-19. (Ulet Ifansasti/Getty Images)

Bahkan sejumlah warga rela mengambil sisa dari gunungan yang tercecer berjatuhan di jalan. Grebeg syawal merupakan simbol sedekah Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada rakyatnya. (Ulet Ifansasti/Getty Images)

Namun, tiga tahun terakhir gelaran ini dilakukan tanpa arak-arakan dan tradisi rebutan gunungan hasil bumi. Hal itu diganti dengan pembagian tangkai ubarampe kepada para abdi dalem.. (Ulet Ifansasti/Getty Images)