Simak Deretan Inisiatif Hijau Pertamina Demi Capai NZE 2060

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Jumat, 21/04/2023 17:13 WIB
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) memiliki andil besar dalam mencapai target nasional untuk Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Untuk mencapai aspirasi tersebut, Pertamina menerapkan dua inisiatif strategis, yaitu melakukan dekarbonisasi bisnisnya saat ini dan membangun bisnis hijau.

Untuk bisnis hijau, ada enam inisiatif yang tengah dibangun Pertamina, yaitu produksi biofuels dan carbon sinks.

Biofuels sebagai pengembangan energi terbarukan. Sementara carbon sink, merupakan hydrogen bersih untuk sektor transportasi dan industri, pengembangan baterai dan EV ecosystem, serta perdagangan karbon.


"Penurunan emisi pada Lingkup 1&2 pada 2060 dari keenam inisiatif tersebut diperkirakan mencapai 25-30 juta ton setara CO2, atau mengkontribusikan sekitar 2% terhadap aspirasi NZE nasional," ujar Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Fadli Rahman, dikutip Jumat (21/4/2023).

Dia menjelaskan, inisiatif produksi biofuels dilakukan di kilang-kilang Pertamina dengan target kapasitas mencapai 200 ribu barrel per hari untuk hydrotreated vegetable oils (HVO) dan hydroprocessed esters and fatty acids (HEFA) pada 2060.

Kemudian, ada inisiatif carbon sink yang digaungkan untuk mewujudkan ketahanan energi nasional, Indonesia masih membutuhkan energi fosil, yang saat ini masih menjadi bisnis utama Pertamina. Untuk mengurangi emisi karbon di sektor hulu migas ini, inisiatif carbon sink dilakukan Pertamina melalui dua cara, yaitu carbon capture storage (CCS/CCUS) serta inisiatif nature based solutions (NBS).

"Untuk CCS/CCUS, Pertamina bekerja sama dengan mitra strategis dari Jepang maupun Amerika Serikat, sedangkan untuk NBS, kolaborasi dilakukan bersama dengan Perhutani," tutur Fadli.

Lalu untuk pengembangan hidrogen bersih, pihaknya menargetkan mencapai kapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun pada tahun 2040. Pengembangan hidrogen bersih salah satunya bersumber dari geothermal yang dikelola oleh Pertamina NRE, salah satu subholding Pertamina.

"Pertamina NRE berkolaborasi dengan sejumlah mitra strategis, seperti Sembcorp, IGNIS, Keppel, Chevron, TEPCO, Krakatau Steel, dan Pondera dalam inisiatif pengembangan hidrogen bersih," tambahnya.

Adapun energi terbarukan lainnya yang tengah dikembangkan oleh Pertamina adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Saat ini PLTS telah dibangun dan dimanfaatkan di sejumlah area operasi Pertamina, termasuk di lebih dari 300 titik SPBU yang dimiliki. Fadli menambahkan, upaya pemanfaatan energi terbarukan dilakukan Pertamina sebagai upaya untuk menjadikan proses bisnisnya lebih hijau.

"Sebagai perusahaan energi nasional terbesar, Pertamina memegang peran strategis untuk memastikan pemenuhan kebutuhan serta suplai energi ke masyarakat saat ini. Di saat yang sama Pertamina juga memastikan ketahanan energi bagi generasi mendatang, salah satunya melalui pengembangan energi hijau," pungkasnya.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina