Siapa Partner Pertamina di Blok Masela? Ini Kata SKK Migas

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
18 April 2023 19:20
Blok Masela (Dok.Reuters)
Foto: Blok Masela (Dok.Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa PT Pertamina (Persero) tidak sendiri dalam mengambil alih hak partisipasi 35% Blok Gas Masela di Maluku, yang semula dimiliki oleh Shell.

Lantas, siapa mitra Pertamina untuk mengambil alih 35% hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Shell di Blok Masela ini?

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya belum bisa memastikan siapa partner yang nantinya akan digandeng oleh Pertamina dalam mengambil hak partisipasi 35% dari Shell di Blok Masela ini.

Namun memang, Pertamina sempat dikabarkan akan menggandeng perusahaan migas asal negara tetangga, Malaysia yakni Petronas untuk mengambil hak partisipasi tersebut. Terkait kabar ini, Dwi mengungkapkan bahwa pihaknya belum menerima surat resmi dari Pertamina atas kepastian konsorsium tersebut.

"Memang Pertamina sudah lebih besar kepastiannya konsorsium dengan partner yang tadi disebutkan (Petronas). Saya belum dapat surat resmi dari Pertamina, tadi hanya menyebutkan partnernya kemungkinan," jelasnya dalam Konferensi Pers di Jakarta, dikutip Selasa (18/4/2023).

Namun, Dwi menyebut pihaknya terus berkomunikasi dengan pihak Shell perihal proses pengalihan PI dari Shell ke Pertamina.

"Kita terus komunikasi dengan Shell agar bisa segera menyelesaikan proses alih PI. Inpex juga sudah mengajukan review POD dengan adanya masuk CCS (Carbon Capture and Storage) jadi bagian dari proyek ini," tambah Dwi.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) sempat mengatakan jadi atau tidaknya perseroan mengambil alih hak partisipasi 35% Blok Masela ini akan dipastikan pada bulan April 2023 ini.

Hal tersebut sempat diungkapkan oleh VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso.

"Masela ya, tunggu bulan April ya," ujar Fadjar di Jakarta, dikutip Jumat (31/3/2023).

Sejauh ini, Fadjar menyebutkan, Pertamina masih satu-satunya perusahaan yang berminat dalam mengambil alih hak partisipasi Blok Masela.

"Masih sendiri. Jadi kita itungannya ini limpahan kan. Infrastrukturnya belum itu," tambahnya.

Menurutnya, semakin banyak mitra yang menemani Pertamina nantinya, maka akan semakin banyak pertimbangan dan pengkajian yang dilakukan.

"Semakin banyak partner, otomatis makin banyak lagi yang dipertimbangkan. Karena kan itu pemerintah berharapnya Pertamina lah bisa sendiri," tandasnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sempat mengatakan bahwa ada investor lain yang juga tertarik dalam menaruh investasinya pada Blok Masela.

Dia mengatakan walaupun saat ini Pertamina sudah masuk pada tahap due diligence, ternyata ada beberapa perusahaan lain yang juga tertarik untuk menjadi investor di Blok Masela.

"Mereka (Inpex) nunggu, sekarang sedang dilakukan due diligence, artinya oleh Pertamina. Kalau angkanya pas, mudah-mudahan April, Pertamina ambil decision. Tapi selain Pertamina ada lagi beberapa (perusahaan) yang kepingin sekarang," beber Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, dikutip Jumat (24/3/2023).

Sayangnya, Arifin belum mau mengungkapkan investor mana yang tertarik untuk berinvestasi di Blok Masela. Namun yang pasti, Arifin menyebutkan perusahaan yang berminat itu disinyalir sangat besar.

"Pokoknya ada lagi (perusahaan yang berminat), ada yang lebih gede," tambah Arifin.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji sempat mengatakan bahwa saat ini proses penawaran yang mengikat atau binding offer oleh Pertamina sudah selesai. Setelah itu dilanjutkan pada proses non binding offer yang mana Pertamina akan bekerja sama dengan Petronas.

"Kan sudah selesai binding offer, nanti melanjut ke non binding offer. Nah yang Pertamina itu sedang bekerja sama dengan Petronas saat ini," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (5/4/2023).

Dia mengatakan Pertamina bersama dengan Petronas akan mengambil 35% hak partisipasi Blok Masela dari Shell.

"Mereka bareng, untuk ambil 35%. Sekarang sudah ada kesepakatan juga," tambahnya.

Adapun dia menegaskan, sampai saat ini baru ada dua perusahaan yang akan masuk dalam proyek jumbo Maluku tersebut.

"Baru Petronas dan Pertamina, 2 perusahaan itu," tandasnya.

Seperti diketahui, Shell Upstream Overseas bakal melepas kepemilikan hak partisipasinya di proyek Lapangan Abadi, Blok Masela. Saat ini Shell memiliki 35% hak partisipasi, sedangkan sisanya 65% dimiliki oleh Inpex Masela.

Proyek senilai US$ 19,8 miliar ini ditargetkan memproduksi 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD serta 35.000 barel minyak per hari. Proyek ini mulanya diharapkan bisa beroperasi pada 2027, namun kini diperkirakan mundur menjadi 2029.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gas Blok Masela Belum Ada Pembeli, Pertamina Harus Hati-Hati!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular