
5 Perang Bakal Pecah di Asia, Tak Cuma China-Taiwan

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara China dan Taiwan marak diberitakan berbagai media asing. Namun, sebenarnya kondisi memanas juga terjadi di beberapa negara lain di Asia.
Berikut beberapa perang yang bisa pecah di Asia, dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Jumat (21/4/2023)
Perang China-Taiwan
Belum lama ini China melakukan latihan militer selama 3 hari dengan aksi "tembak langsung" ke Taiwan. Bahkan, kapal perang dan jet tempur Beijing juga sempat "mengepung" Taipei.
Panasnya China kali ini terkait kedatangan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ke California, Los Angeles, Amerika Serikat (AS) untuk bertemu Ketua DPR AS Kevin McCarthy. Ini dilakukan di sela-sela kunjungan Tsai ke Guatemala dan Belize, dua sekutu resmi Taipei.
China bereaksi soal ini. Negeri Presiden Xi Jinping itu bersumpah akan menanggapi tegas pertemuan tingkat tinggi antara AS dan Taiwan.
Sebagai informasi, Beijing mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan menolak setiap kontak resmi yang dimiliki Taipei dengan negara lain. China telah bersumpah suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.
Perang Korea
Pada awal April ini, Korut kembali meluncurkan rudal balistik ke arah dekat Pulau Hokkaido, Jepang. Hal ini terjadi saat Korut masih terus memiliki hubungan yang memanas dengan Tokyo dan juga rival semenanjungnya, Korsel.
Militer Korsel melaporkan rudal balistik itu ditembakan ke arah Laut Timur, panggilan Korsel untuk Laut Jepang. Meski begitu, Seoul tidak memerinci secara pasti rudal balistik apa yang diluncurkan Pyongyang.
Peluncuran rudal dalam beberapa waktu terakhir oleh Korut terjadi setelah AS terus menjalin kerjasama pertahanan dengan Korsel dan Jepang. Bulan lalu, Washington terlibat dalam latihan Freedom Shield bersama militer Seoul.
Sebagai informasi, Korsel dan Korut secara teknis tetap berperang setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir. Kedua negara hanya melakukan gencatan senjata dan tak pernah menandatangani perjanjian damai, sehingga dapat dikatakan perang antar Korea memang belum usai.
Perang Armenia-Azerbaijan
Hubungan dua tetangga Asia, Armenia dan Azerbaijan, makin panas setelah keduanya saling tuduh melepaskan tembakan di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan dalam bentrokan yang menewaskan total tujuh tentara beberapa waktu lalu.
Kedua negara yang dulunya bagian dari Uni Soviet itu telah berperang berulang kali selama 35 tahun terakhir untuk menguasai Nagorno-Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi merupakan rumah bagi sebagian besar penduduk etnis Armenia.
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan tiga tentara tewas dalam bentrokan di dekat Koridor Lachin yang diperebutkan, jalan utama menuju Nagorno-Karabakh dari Armenia yang melintasi wilayah Azeri. Sementara kementerian pertahanan Armenia mengatakan empat tentaranya tewas dan enam lainnya luka-luka dalam bentrokan itu.
Perang India-China
China tidak hanya menyatakan perang kepada Taiwan, tetapi juga negara tetangganya, India. Belum lama ini, India melontarkan pernyataan keras kepada China terkait dengan sengketa wilayah.
Pernyataan ini terkait langkah China yang menamakan wilayah negara bagian India, Arunachal Pradesh, dengan nama Tibet Selatan. Selain itu, ada 10 titik lagi di wilayah Himalaya yang diganti nama oleh Beijing.
China dan India sendiri berbagi perbatasan de facto sepanjang 3.440 km (2.100 mil) yang disengketakan. Perbatasan ini dinamakan Garis Kontrol Aktual (LAC), yang tidak dibatasi dengan baik. Kehadiran sungai, danau, dan tudung salju berarti patok dapat bergeser.
Para prajurit di kedua sisi, mewakili dua tentara terbesar di dunia, berhadapan muka di banyak titik, terakhir kali terjadi pada Desember ketika pasukan India dan China bentrok di sepanjang perbatasan di kota Tawang. Sebelumnya bentrok juga sering terjadi pada perbatasan China-India dan sempat menimbulkan korban jiwa.
Perang di Laut China Selatan (LCS)
Situasi di perairan Laut China Selatan (LCS) juga masih terus memanas. Ini dipicu oleh militer Amerika Serikat (AS) yang ke perairan tersebut dan melakukan latihan militer dengan Filipina, sekutunya di ASEAN, sejak Selasa lalu.
Dalam keterangannya, mengutip AFP, militer Filipina menyebut hal ini terkait upaya melindungi wilayah kedaulatannya. Diketahui, hampir 18.000 tentara mengambil bagian, sekitar 12.200 tentara Amerika, 5.400 Filipina.
Tetangga RI lain, yakni Australia, juga mengirim 100 tentara. Latihan ini akan berlangsung selama dua minggu.
China sendiri geram dengan keputusan latihan militer tersebut, sebab Beijing selama ini sudah mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, yakni sekitar 90% yang meliputi area seluas sekitar 1,3 juta mil persegi, dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line). Ini termasuk sebagian besar pulau di dalamnya.
Dari klaim sepihak tersebut, Negeri Tirai Bambu bahkan telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan yang dibangunnya di sana. LCS sendiri dilintasi oleh jalur pelayaran penting dan berisi ladang gas dan tempat penangkapan ikan yang kaya.
Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara ASEAN dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Demikian 5 perang yang bisa pecah di Asia. Semoga informasi ini bermanfaat!
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Taiwan Minggir, Awas "Perang" Pecah dengan China di Dekat RI