Pulang dari AS, Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk Nih!

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
Senin, 17/04/2023 14:26 WIB
Foto: APBNKITA April 2023 (Tangkapan layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepulangnya dari Washington DC, Amerika Serikat (AS), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kabar tidak menyenangkan terkait dengan perekonomian global.

Sri Mulyani mengungkapkan pemulihan ekonomi global menghadapi tantangan. Hal ini dipicu oleh adanya inflasi serta suku bunga acuan yang masih tinggi dalam waktu lama (higher for longer) yang kemudian menekan pertumbuhan ekonomi.


"Proyeksi perutmbuhan ekonomi global 2023 semuanya masih pada kisaran 2,8% dalam hal ini sedikit lebih lemah dari poryeksi Januari tahun ini namun agak tinggi dari tahun lalu di kisaran 2,7-2,8% tahun depan diharapkan lebih baik," kata Sri Mulyani, dalam APBN KITA, Senin (17/4/2023).

Sri Mulyani mengungkapkan, dalam Spring Meeting IMF-World Bank minggu lalu, menteri keuangan dan gubernur bank sentral dunia melihat perlambatan ekonomi di negara maju akan memberikan dampak pada emerging dan developing countries yang mengandalkan ekspor.

"Reopening China belum mampu memulihkan ekonomi, ini mengonfirmasi pertumbuhan masih lemah dan mempenagaruhi ekspor-impor," ujarnya.

Selain itu, inflasi dan suku bunga acuan telah memicu krisis perbankan. Krisis perbankan ini, kata Sri Mulyani, masih harus diperhatikan dengan teliti. Adapun, dia menuturkan Indonesia termasuk negara yang pertumbuhan ekonominya masih terjaga. Ekonomi Indonesia, menurut IMF, masih bisa tumbuh 5% pada tahun ini.

"Ekonomi Indonesia di atas 5%, sedikit (negara) yang bisa bertahan. Ini akan kita jaga," paparnya.

Namun, dia menuturkan Indonesia harus mewaspadai tren penurunan ekspor. Dari catatannya, ekspor Indonesia mengalami kontraksi 13,5% (yoy) pada Maret 2023. 

"Seiring dengan kontraksi ini maka industri manufaktur juga mengalami kontraksi 6,2% ini tren yang harus kita waspadai," tegasnya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil