Internasional

RI Dapat Hibah Triliunan dari AS, Buat Apa Saja?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 April 2023 14:55
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen menandatangani kesepakatan hibah Indonesia Infrastructure and Finance Compact senilai US$ 698 juta atau setara Rp 10,2 triliun.
Foto: Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen. (Dok. Kedubes AS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati dan Menkeu Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menandatangani kesepakatan hibah Indonesia Infrastructure and Finance Compact senilai US$ 698 juta atau setara Rp 10,2 triliun.

Dana hibah selama lima tahun tersebut terjalin antara Millennium Challenge Corporation (MCC) pemerintah AS dan Pemerintah Indonesia, di mana kontribusi senilai Rp 9,5 triliun (US$ 649 juta) dari AS dan Rp 718 miliar (US$ 49 juta) dari RI.

"Kemitraan ini mewakili keyakinan bersama Amerika Serikat dan Indonesia terhadap demokrasi dan pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh inovasi," kata Yellen, yang merupakan Wakil Ketua Dewan Direksi MCC, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (14/4/2023).

Chief Executive Officer (CEO) MCC Alice Albright menyatakan bangga atas hubungannya dengan Pemerintah Indonesia yang telah terjalin selama hampir 20 tahun.

"Dengan investasi ini, kami akan bekerja sama dalam proyek-proyek yang bernilai total lebih dari US$ 1 miliar. Kesepakatan yang ditandatangani hari ini akan fokus pada keberlanjutan dan skalabilitas, meningkatkan ketahanan negara terhadap perubahan iklim dan guncangan eksternal lainnya sambil menciptakan lebih banyak peluang bagi pemilik bisnis untuk mengakses modal pasar," tuturnya.

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan ini merupakan yang kedua kalinya Indonesia mendapatkan kepercayaan dana hibah tersebut.

"Sejak 2013-2018 lalu, Indonesia telah diberikan komitmen hibah program Compact I MCC dengan total mencapai US$600 juta," kata Sri Mulyani melalui unggahan Instagram-nya.

"Melalui program ini, Pemerintah Amerika Serikat terus berkomitmen untuk tidak hanya mengambil peran dalam pemulihan ekonomi global, tetapi juga mengentaskan kemiskinan dunia melalui pemberian hibah dan bantuan kepada berbagai negara," tambahnya.

Indonesia Infrastructure and Finance Compact sendiri terdiri dari tiga proyek. Pertama, Proyek Memajukan Aksesibilitas Transportasi dan Logistik (ATLAS) akan bekerja sama dengan lima pemerintah provinsi, yakni Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Riau, Kepulauan Riau dan Bali.

Proyek ini dilakukan untuk meningkatkan perencanaan dan persiapan infrastruktur di tingkat daerah, di mana transportasi dan logistik lebih terbatas. Proyek yang dihasilkan nantinya akan meningkatkan akses kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia dan aksesibilitas layanan transportasi bagi perempuan dan penumpang penyandang disabilitas.

Kedua, Proyek Akses Keuangan untuk Usaha Milik Perempuan/Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan pinjaman formal kepada UMKM, terutama yang dimiliki oleh perempuan. Proyek ini juga akan memberikan pelatihan bisnis, termasuk pelatihan literasi digital dan keuangan, serta bantuan teknis untuk meningkatkan kelayakan kredit dan kesiapan investasi.

Ketiga, Proyek Pengembangan Pasar Keuangan (FMD) yang akan memberikan bantuan teknis dan hibah keuangan campuran untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta atau pembiayaan berorientasi komersial dalam investasi infrastruktur.

Proyek ini nantinya akan membantu pemerintah Indonesia untuk membentuk kemitraan baru dan memanfaatkan dana yang ada untuk mendanai proyek infrastruktur berkualitas tinggi dengan risiko rendah.

"Saya mewakili masyarakat dan Pemerintah Indonesia, mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Pemerintah Amerika Serikat atas kepercayaan yang diberikan kepada kami," ungkap Sri Mulyani.

"Kita semua tentu berharap program ini akan memberikan manfaat yang sangat luas bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam mengentaskan kemiskinan."

MCC dan Pemerintah Indonesia pertama kali bermitra pada tahun 2006 dengan program ambang batas US$ 55 juta untuk mengurangi korupsi dan meningkatkan tingkat imunisasi.

Pada 2011, MCC dan pemerintah Indonesia bermitra lagi melalui program MCC-Indonesia Compact senilai US$474 juta yang berfokus pada kesehatan dan gizi, pengelolaan lahan dan energi yang berkelanjutan, dan pengadaan pemerintah yang modern.

MCC adalah lembaga independen pemerintah AS yang bekerja untuk mengurangi kemiskinan global melalui pertumbuhan ekonomi. Dibuat pada tahun 2004, MCC memberikan hibah dan bantuan terbatas waktu kepada negara-negara yang memenuhi standar yang ketat untuk pemerintahan yang baik, memerangi korupsi dan menghormati hak-hak demokrasi.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisik-bisik Sri Mulyani-Yellen di Sela KTT G20, Tak Terduga!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular