AS Kucilkan Indonesia Gegara Nikel, Luhut Beri Pesan Menohok

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
11 April 2023 09:15
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan update Kerja Sama Indonesia - Tiongkok. (Tangkapan Layar Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)
Foto: Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan update Kerja Sama Indonesia - Tiongkok. (Tangkapan Layar Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait dengan tidak masuknya Indonesia dalam kebijakan paket subsidi hijau dalam kredit pajak Inflation Reduction Rate (IRA) untuk nikel dalam pembuatan baterai kendaraan listrik di Amerika Serikat.

Menko Marves Luhut menyatakan bahwa berkenaan dengan IRA memang lebih menarik dari pada harga-harga lain seperti harga gas. Namun, Luhut menyatakan jika AS tidak segera menjalin kerja sama dengan Indonesia atau Free Trade Agreement (FTA) maka yang akan rugi adalah pihak AS itu sendiri.

"Kita akan bicara (dengan AS), karena kalau tidak, mereka akan rugi juga dan green energy yang kita punya untuk proses prekursor katoda itu mereka nggak dapat dari Indonesia karena kita nggak punya Free Trade Agreement/FTA dengan mereka," tegasnya saat konferensi pers di gedung Kemenko Marves, Senin (10/4/2023).

Sebagaimana diketahui, pemerintah AS akan menerbitkan pedoman kredit pajak bagi produsen baterai dan EV di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi dalam beberapa minggu ke depan. Undang-undang ini mencakup US$ 370 miliar dalam subsidi untuk teknologi energi bersih.

Namun, baterai yang mengandung komponen sumber Indonesia dikhawatirkan tetap tidak memenuhi syarat untuk kredit pajak IRA secara penuh, karena Indonesia belum memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS dan dominasi perusahaan China dalam industri nikel.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto membeberkan alasan kenapa Indonesia tidak masuk dalam pemberian kredit pajak IRA tersebut.

Hal itu karena, harus ada Indonesia dan AS belum melakukan perjanjian perdagangan bebas/FTA. "Kita tidak punya FTA saja. Dua minggu lalu mereka buat kesepakatan dengan Jepang, karena sebelumnya mereka belum ada FTA kemudian ada dealnya juga, untuk critical minerla," ungkap Seto, Senin (10/4/2023).

Adapun Seto menekankan bahwa Indonesia bukan satu-satunya negara yang belum memiliki FTA dengan AS. Seto menjelaskan bahwa negara yang sudah memiliki FTA dengan AS baru 17 negara.

"Kan banyak juga kan cuma ada 16 plus Jepang, ada 17 negara yang punya FTA dengan Amerika. Jadi banyak sekali negara yang tidak punya FTA kalau tidak punya berarti tidak eligible untuk IRA," tegasnya.

Dengan adanya isu ini, Menko Marves Luhut dikabarkan akan mengunjungi AS pada minggu-minggu ini. "Pak Menko akan ke sana dan kita akan negosiasi terkait hal ini," tandas Seto.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Depan Pengusaha Dunia, Luhut Pamer 'Harta Karun' RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular