
Erdogan Telepon Presiden Israel, Warning Muslim & Al-Aqsa

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan menelepon Presiden Israel Isaac Herzog. Ini terkait penyerbuan pasukan keamanan Israel ke Majid Al-Aqsa dan sikap keras aparat Yahudi di tempat-tempat suci.
Sebagaimana dikutip dari hurriyetdailynews Senin (10/4/2023), pembicaraan dilakukan Sabtu waktu setempat. Sejumlah peringatan (warning) diberikan Erdogan.
Erdogan menekankan bahwa insiden tersebut "melukai hati nurani seluruh umat manusia serta umat Islam". Ia mengatakan tidak mungkin bagi Turki untuk tetap diam menghadapi provokasi dan ancaman terhadap status dan spiritualitas Masjid Al-Aqsa.
Menurut Erdogan, ketegangan yang juga menyebar ke Gaza dan Lebanon, seharusnya tidak dibiarkan meningkat selama periode sensitif ini. Apalagi ketika Ramadan bertepatan dengan perayaan Paskah.
Menurut Erdogan ada seruan kelompok Yahudi radikal untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa. Ini seharusnya meningkatkan kekhawatiran dan penting untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk pencegahan.
"Agar umat Islam dapat menjalankan ibadahnya tanpa masalah," tegasnya.
"Insiden ini, yang terjadi setiap Ramadhan, tidak boleh dibiarkan menjadi nasib kawasan," tambahnya.
"Ankara siap melakukan bagiannya untuk menyelesaikan masalah dan mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk menegakkan keadilan dan keadilan, perdamaian abadi."
Sebelumnya ketegangan meletus pekan lalu ketika polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, 5 April. Israel menembakkan granat kejut ke pemuda Palestina yang melemparkan petasan ke arah mereka.
Militan Palestina di Gaza menanggapi dengan tembakan roket ke Israel selatan. Ini memicu serangan udara Israel berulang kali.
Diketahui Turki dan Israel sedang melalui proses normalisasi setelah ketegangan bertahun-tahun, terutama karena masalah Palestina. Turki dan Israel telah menarik utusan mereka pada tahun 2018 setelah pasukan keamanan yang terakhir membunuh sejumlah warga sipil Palestina yang memprotes keputusan AS untuk memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Hubungan antara kedua negara sebelumnya juga di titik nadir karena krisis di Davos. Ini ditambah pembunuhan 10 pria Turki oleh pasukan komando Israel dalam insiden yang disebut krisis Mavi Marmara.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Pemilu Turki! Erdogan Menang Sementara, 2 Putaran
