Airlangga: 120 Juta Warga Mudik, Ekonomi RI Bisa Meroket!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 05/04/2023 16:55 WIB
Foto: Infografis/ Jangan Sampai Kejebak Macet, Cek Jalur Tersibuk Mudik 2023/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan tahun ini diperkirakan 120 juta masyarakat, melaksanakan pulang ke kampung halaman alias mudik. Hilir mudik masyarakat ini mendorong ekonomi tanah air ikut terkerek.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Airlangga dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jawa 2023, Rabu (5/4/2023).

"120 juta masyarakat kita akan pulang mudik. Ini bagi kegiatan ekonomi, selalu pertumbuhan ekonomi itu tertinggi selama kuartal-nya ada Lebaran (Hari Raya Idul Fitri)," jelas Airlangga.


Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi yang melesat pada perayaan Hari Raya Idul Fitri, kata Airlangga harus diimbangi dengan terjaganya harga-harga kebutuhan pokok.

"Jadi, kita ingin memacu pertumbuhan ekonomi ini, bisa kita maksimalkan di bulan Ramadhan ini dan pertumbuhan ekonomi akan berarti kalau bisa mengendalikan inflasi. Jadi harga-harga terjangkau," kata Airlangga lagi.

Airlangga mengklaim, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) terus melakukan sinergi kebijakan fiskal dan moneter, serta sektor riil yang fleksibel, responsif, dan akomodatif.

Lewat sinergi kebijakan fiskal dan moneter antara pemerintah dan BI tersebut, inflasi pada Maret 2023 berhasil terjaga pada level 4,97% secara tahunan (year on year/yoy), menurun signifikan dari inflasi pada Februari 2023 yang mencapai 5,47%.

Airlangga Hartarto juga mengapresiasi sinergi dan koordinasi yang solid dari tim pengendali inflasi pemerintah pusat (TPIP) dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) dalam mengendalikan volatile food.

Untuk memitigasi potensi peningkatan harga pangan dan tarif angkutan pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2023, beberapa program tengah dilakukan.

"Diantaranya pemantauan harga kebutuhan bahan pokok, mengoptimalkan pelaksanaan operasi pasar/bazar pasar murah untuk komoditas pangan strategis, memastikan kelancaran distribusi, serta melakukan sinergi pengawasan baik untuk pangan maupun energi," jelas Airlangga.

Pemerintah berharap sepanjang tahun 2023, inflasi Indonesia bisa terjaga pada target sasaran 3% plus minus 1%, dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3%. Ditopang dengan PMI Manufaktur yang masih ekspansif 51,9.

"Ekonomi juga punya signal positif, di mana PMI 51,9 sehingga optimisme dari manufaktur tinggi dan kita lihat ada pelemahan dari harga-harga komoditas. Namun, bisa tetap jaga optimisme (pertumbuhan ekonomi) 5,3% pada tahun ini," kata Airlangga lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menekankan penguatan sinergi TPIP/TPID dan GNPIP turut mendorong penurunan inflasi pangan pada 2022.

Diharapkan tahun ini, dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional. Sinergi dan Inovasi untuk menjaga ketahanan pangan

Dalam jangka pendek, guna memastikan terkendalinya inflasi menjelang periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan antisipasi perubahan cuaca, BI berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dalam menjaga terkendalinya inflasi volatile food (VF) dan ekspektasi inflasi.

"Melalui penguatan dukungan fasilitasi pasar murah, koordinasi penguatan dan perluasan kerjasama antar daerah (KAD), serta penguatan koordinasi dan komunikasi kebijakan pengendalian inflasi," jelas Perry.


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Dijaga, Sektor Padat Karya Didorong Tumbuh