Data & Fakta Inflasi Maret 0,18%, Ada yang Mengejutkan!

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
03 April 2023 15:45
Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS (Tangkapan layar Youtube BPS Statistik)
Foto: Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS (Tangkapan layar Youtube BPS Statistik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada bulan Maret 2023 yang bertepatan dengan Ramadan 1444 H lebih rendah jika dibandingkan dengan data dua tahun terakhir.

Inflasi pada Maret 2023 mencapai 0,18% (month-to-month/mtm), lebih rendah dibandingkan 0,40% pada 2022 dan 0,32% pada 2021.

"Terlihat inflasi bulan Maret yang bertepatan dengan awal Ramadan 2023, relatif lebih rendah dari tahun sebelumnya," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan terdapat beberapa peristiwa yang mempengaruhi hal tersebut, diantaranya ada beberapa penyesuaian harga hingga masa panen raya pada bulan Maret 2023.

Adapun beberapa peristiwa yang terjadi pada Maret 2023 diantaranya:

Pertama adanya dampak gradual dari kenaikan tarif rokok sebesar 10% per 1 Januari 2023 yang diatur berdasarkan PMK Nomor 191 Tahun 2022.

"Kami masih mencatat adanya peningkatan harga rokok yang terjadi secara bertahap disebabkan kenaikan tarif cukai rokok per Januari 2023," jelas Pudji.

Kedua, adanya dampak dari penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 Maret 2023. Dimana terdapat 2 jenis BBM yang mengalami kenaikan yakni Pertamax naik Rp 500/liter, Pertamax Turbo Rp 250/liter. Sedangkan terjadi penurunan pada 2 jenis BBM lainnya yakni Pertamax Dex turun Rp 1.000-1.100/liter dan Dexlite turun Rp 1.200-1.300/liter.

Ketiga, Maret 2023 menjadi masa panen raya nasional yang terjadi di 10 provinsi dan 66 kabupaten utama. "Maret lalu Indonesia masuk musim panen nasional di 10 provinsi dan 66 kabupaten," lanjutnya.

Keempat, adanya penyesuaian harga pembelian pemerintah (HPP) gabah/beras dan harga eceran tertinggi (HET) beras yang diumumkan pada 15 Maret 2023 yang lalu.

Kelima, adanya anomali cuaca di sebagian wilayah di Indonesia yang berpotensi mengganggu produksi komoditas hortikultura. "Sepanjang Maret lalu juga terjadi anomali cuaca ekstrem yang berpotensi mengganggu komoditas hortikultura," ungkapnya.

Dan yang terakhir karena minggu awal Ramadan jatuh pada 23 Maret 2023 sehingga berpengaruh pada tingkat inflasi yang terjadi di akhir bulan Maret.

"Terakhir, bahwa 9 hari pertama jatuh di bulan Maret, gambaran peningkatan barang dan jasa yang dapat berpengaruh pada harga terpotret pada inflasi Maret 2023 ini," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi Maret 2023 Mepet 5%, Ini Biang Keroknya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular