
Tak Ada Piala Dunia U-20 di RI, Bisnis Apa yang Paling Rugi?

2. Bisnis Hotel
Event olah raga ataupun musik dalam skala besar akan menjadi pundi-pundi keuntungan bagi bisnis hospitality, terutama hotel.
Hotel akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk peningkatan pemesanan tamu hingga sewa ruang untuk meeting atau sekedar pertemuan antar ofisial atau pendukung.
Bisnis hospitality di Qatar diperkirakan menangguk untung hingga US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 24,12 triliun selama perhelatan Piala Duni
Keuntungan bisnis hospitality dari Piala Dunia Brasil 2014 diperkirakan menyentuh US$ 2 miliar.
Keuntungan bisnis hospitality sudah pernah dirasakan Indonesia saat jadi tuan rumah Asian Games.
Data BPS mencatat Asian Games 2018 berpengaruh besar ke tingkat hunian kamar hotel. Angkanya naik dari bulan Juli 2018 yang hanya 59,30% menjadi 60,01% pada Agustus 2018.
Rata-rata lama menginap tamu asing juga tercatat tinggi, yaitu selama 2,69 hari jika dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu Indonesia yang hanya 1,75 hari.
Dari 34 provinsi di Indonesia, rata-rata lama menginap paling lama untuk tamu asing pada Agusus 2018 tercatat di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu sebesar 5,42 hari.
3. Bisnis transportasi
Sektor transportasi seharusnya menjadi salah satu yang diuntungkan jika Indonesia menggelar Piala Dunia U-20.
Pergerakan tim dan banyaknya pertandingan akan membutuhkan banyak sarana transportasi. Bisnis sewa mobil hingga travel pun seharusnya menerima banyak untung.
Maskapai penerbangan juga seharusnya mendapatkan banyak keuntungan dari gelaran Piala Dunia U-20 mengingat event tersebut akan digelar di Jakarta, Palembang, Bandung, Solo, Surabaya, dan Bali.
4. Bisnis UMKM dan makanan hingga merchandise
Sektor Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama makanan adalah pilar penting dalam ekonomi Indonesia. Bisnis UMKM semula diharapkan menjadi sektor yang akan menangguk untung besar karena Piala Dunia U-20.
Pasalnya, rantai bisnis UMKM dari perhetalan Piala Dunia U-20 sangat panjang mulai dari bisnis kuliner, pembuatan jersey, pembuatan mug, botol, aksesoris, merchandise, oleh-oleh, makanan, minuman, hingga nonton bareng.
The Gulf Cooperation Council (GCC) memperkirakan penjualan ritel Qatar melonjak 36% pada 2022 menjadi US$ 18,5 milar. Keuntungan salah satunya ditopang aktivitas Piala Dunia.
Bisnis merchandise adalah salah satu yang paling merugi karena mereka sudah mencetak ataupun membuat merchandise sebelum kick off dimulai.
Akibatnya, produk mereka tak laku karena kenang-kenangan Indonesia sebagai tuan rumah hanya angan-angan.
Besarnya bisnis merchandise bisa dilihat saat pagelaran Asian Games. Ribuan orang mengantre demi membeli barang-barang terkait event tersebut.
Pembelian maskot Asian Games bahkan harus pre-order dan rebutan karena barang tersebut diserbu.
Survei Bappenas dan LPEM FEB UI mencatat pengeluaran pengunjung Asian Games sebagian besar untuk belanja suvenir, hotel, dan makanan minuman dengan total pengeluaran total pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar Rp 1,9 triliun dan total pengeluaran wisatawan nusantara sebesar Rp 1,8 triliun
[Gambas:Video CNBC]