Internasional
Update Perang Rusia-Ukraina: Putin Minta Bantuan Kim Jong Un

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan militer yang diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina telah memasuki hari ke-401 sejak 24 Februari 2022.
Melewati lebih dari satu tahun, sejumlah ketegangan justru makin meningkat, terutama di kota-kota Ukraina yang telah diduduki oleh Moskow.
Berikut update terbaru terkait perang antara dua negara tetangga, sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia pada Jumat (31/3/2023).
Pasukan Rusia di Garis Depan Timur Bakhmut
Seorang pejabat militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah berhasil maju di garis depan timur kota Bakhmut. Ia menambahkan bahwa pejuang mereka masih bertahan dalam pertempuran yang telah berlangsung beberapa bulan.
Pembaruan rutin dari think-tank Amerika Serikat (AS), Institute for the Study of War, tampaknya mendukung hal ini.
"Rekaman geolokasi yang diterbitkan pada 28 dan 29 Maret menunjukkan bahwa pasukan Rusia bergerak maju di Bakhmut selatan dan barat daya," katanya, sebagaimana dikutip Guardian.
Putin Sahkan Dekrit Wamil
Media pemerintah Rusia TASS melaporkan Putin telah menandatangani dekrit untuk memanggil 147.000 warga Rusia untuk wajib militer (wamil) sebagai bagian dari kampanye wajib militer musim semi negara itu.
Pemimpin Rusia itu terakhir kali menandatangani kampanye wajib militer rutin pada September, memanggil 120.000 warga negara untuk wajib militer.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaruan intelijen terbarunya mengatakan pihak berwenang Rusia sedang mempersiapkan untuk meluncurkan kampanye perekrutan yang signifikan yang bertujuan merekrut 400.000 tentara baru untuk berperang di Ukraina.
"Moskow mempresentasikan kampanye sebagai dorongan untuk sukarelawan, personel profesional, bukan mobilisasi wajib baru," kata laporan tersebut, menambahkan otoritas regional mungkin mencoba memaksa laki-laki untuk bergabung.
"Sangat tidak mungkin kampanye itu akan menarik 400.000 sukarelawan asli," tambahnya.
Rusia Lirik Senjata dari Korea Utara
Gedung Putih Amerika Serikat (AS) mengatakan memiliki bukti baru bahwa Rusia melirik kembali senjata dan amunisi Korea Utara (Korut) untuk memicu perang di Ukraina. Kali ini Moskow dilaporkan membuat kesepakatan untuk memberi Pyongyang makanan yang sangat dibutuhkan dan komoditas lain sebagai imbalannya.
"Sebagai bagian dari kesepakatan yang diusulkan ini, Rusia akan menerima lebih dari dua lusin jenis senjata dan amunisi dari Pyongyang," kata juru bicara dewan keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada Kamis (30/3/2023).
"Kami juga memahami bahwa Rusia berusaha mengirim delegasi ke Korea Utara dan bahwa Rusia menawarkan makanan Korea Utara dengan imbalan amunisi."
Tahun lalu, muncul laporan bahwa duta besar Rusia di Pyongyang menyarankan negara yang dipimpin Kim Jong Un mengirim pekerja ke dua wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina timur untuk membantu membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat perang di sana.
[Gambas:Video CNBC]
Pasukan Putin Kian Lemah di Ukraina, Ini Bukti Terbarunya
(luc/luc)