Banyak Bank Kolaps di AS, Bos OJK: Harus Hati-hati!

News - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
28 March 2023 20:07
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam Economic Outlook 2023 dengan tema Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam Economic Outlook 2023 dengan tema

Bali, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan, hal paling relevan untuk perbankan dan perusahaan saat ini adalah bisa mengambil pelajaran atas persoalan kolapsnya perbankan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Mahendra menjelaskan, akses pasar uang dan literasi keuangan telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, tak terkecuali bagi para pelaku usaha kecil, dan menengah (UKM), hingga perusahaan rintisan atau start-up.

Perusahaan-perusahaan tersebut, kata Mahendra sangat didukung oleh arus investasi yang kuat, dengan modal yang sangat rendah, didukung oleh kebijakan bank sentral daerah maju dalam pelonggaran kuantitatif, serta tentu saja menghadapi kebijakan fiskal dari pemerintah yang sama selama pandemi Covid-19 pada 2020-2021.

"Namun dalam 12 bulan terakhir telah berubah secara dramatis. Di mana suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa meningkat tajam untuk menekan lonjakan inflasi," jelas Mahendra High Level Seminar From ASEAN to the World: Payment System in The Digital Era di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (28/3/2023).

Dengan demikian, keadaan saat ini jauh dari masa-masa keemasan startup, tapi hal ini juga perlu mereka hadapi secara serius. Saat ini, startup yang bergerak pada teknologi digital termasuk financial technology (fintech) harus bersaing di pasar modal, yang semakin kompetitif.

"Oleh karena itu (startup) perlu lebih prospektif, mereka membutuhkan transparansi dan profitabilitas," jelas Mahendra.

Seorang pekerja tiba di kantor pusat Signature Bank di New York City, AS. (REUTERS/EDUARDO MUNOZ)Foto: Seorang pekerja tiba di kantor pusat Signature Bank di New York City, AS. (REUTERS/EDUARDO MUNOZ)
Seorang pekerja tiba di kantor pusat Signature Bank di New York City, AS. (REUTERS/EDUARDO MUNOZ)

Para lembaga jasa keuangan, dalam hal ini perbankan, juga memiliki risiko dengan ketidaksesuaian suku bunga yang tinggi, dalam menyalurkan kredit kepada perusahaan rintisan dan pelaku usaha lainnya. Mereka juga harus memiliki perencanaan strategis dalam manajemen arus modal dan operasionalnya.

"Bank dan perusahaan keuangan yang meminjamkan atau digunakan untuk meminjamkan uang ke sektor ini (start up) menghadapi resiko ketidakpastian yang cukup tinggi," ujarnya.

"Jadi mereka (perbankan dan perusahaan) harus meningkatkan kehati-hatian mereka dan perilaku manajemen kewajiban aset mereka," imbuhnya.

Para perbankan dan perusahaan rintisan saat ini, kata Mahendra bisa belajar dari runtuhnya Silicon Valley Bank, yang juga disusul runtuhnya beberapa bank regional di AS, serta beberapa di Eropa.

Mahendra mengakui, bahwa kejadian runtuhnya perbankan di AS dan Eropa menjadi 'warning' bagi OJK selaku regulator, dalam menyeimbangkan dan menavigasi prinsip dari perusahaan perbankan dan keuangan. Pada saat yang sama juga untuk mengamankan stabilitas sistem keuangan.

"Jadi jelas, pelajaran besar baru saja kami terima dalam 2 minggu terakhir ini. [...] Kita perlu meningkatkan aspek kehati-hatian dan tentunya dengan aspek pengaturan dan pengawasan sektor terkait digital saat ini," ujar Mahendra.

"Termasuk juga mendorong konsolidasi antara startup dan perusahaan investasi sehingga mereka memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap turbulensi dari perspektif investor," kata Mahendra melanjutkan.

Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian tersebut, kata Mahendra, OJK berharap bisa terus memberikan manfaat untuk industri bisa lebih inovatif dan kreatif pada bidangnya masing-masing.

Menurut Mahendra, perusahaan rintisan saat ini harus lebih prospektif dalam proporsi bisnis, mereka perlu meningkatkan tata kelola, risiko, dan kepatuhan, serta transparansi dan profitabilitas.

"Inilah yang kami coba lakukan dan saya pikir ini juga merupakan kebijakan yang inovatif, yang ingin kami promosikan lebih lanjut karena kami harus memastikan kesinambungan dan kesehatan kedua sektor (perbankan dan startup) secara bersama-sama," ujarnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jadi Anggota Baru, Timor Leste Hadiri ASEAN 2023 di Bali


(wur)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading