Huru-Hara Israel di RI, Tetangga Muslim Pernah Main Bareng
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas negara berpenduduk Muslim di dunia menolak kedaulatan Israel. Akibatnya, mereka tidak menjalin hubungan diplomatik resmi karena berdiri di sisi Palestina.
Berbagai sikap pun dilakukan untuk menolak eksistensi Negara Yahudi itu. Di Indonesia, misalkan, baru-baru ini muncul banyak penolakan terhadap Timnas Israel yang akan bertanding di Piala Dunia U-20 2023 pada Mei mendatang.
Mereka mendasari penolakan itu karena menganggap Israel dianggap negara penjajah dan tidak ingin menerimanya. Apalagi kalau bukan karena Palestina.
Sedangkan bagi pihak pro, Israel harus diterima oleh Indonesia. RI disebut harus berani dan sudah seharusnya memisahkan urusan sepakbola dari politik.
Sebetulnya, kasus pemisahan sepakbola dari politik ini juga pernah dilakukan oleh Malaysia pada tahun 1965. Negara tetangga RI ini malah berkesempatan bertanding langsung melawan Israel di perhelatan sepakbola internasional, di tengah tensi yang memanas.
Bagaimana ceritanya?
Perlu diketahui, sejak berdiri pada 31 Agustus 1957 Malaysia tidak mengakui Israel sebagai negara. Walau seperti kepada negara lain, Israel bersikap terbuka.
Bahkan, Perdana Menteri (PM) Israel, David Ben-Gurion, sempat mengirim ucapan selamat kepada Tunku Abdul Rahman sebagai Perdana Menteri Malaysia pertama. Namun, sebagaimana dipaparkan Moshe Yegar dalam "Malaysia: Anti-Semitism Without Jews" (2006), sambutan hangat Israel itu disambut dingin oleh Tunku Abdul Rahman.
Malaysia akhirnya menyatakan menolak kerjasama diplomatik dalam bentuk apapun dengan Israel. Dari sinilah perselisihan antara Malaysia-Israel muncul.
Namun, bukan berarti dalam gerak langkah kedua negara itu selalu diiringi keributan. Benar?
Salah satu momen hangat kedekatan kedua negara justru terjadi di lapangan sepakbola. Cerita bermula saat Malaysia ikut serta dalam perhelatan Asian Football Confederation (AFC) Youth Championship di Jepang pada April-Mei 1965.
Saat itu negara yang bertanding antara lain Burma, Hong Kong, India, Israel, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Vietnam Selatan dan Thailand. Sepuluh negara itu dibagi menjadi dua grup.
Malaysia sendiri bertanding di grup B bersama Burma, Thailand, India, dan Korea Selatan. Artinya mereka tidak akan bertemu musuh bebuyutannya, Israel, di fase grup.
Namun, tidak disangka Malaysia menjadi runner-up Grup B. Negeri itu harus bertanding di semi-final melawan sang juara di Grup A, yakni Israel.
Malaysia saat itu tidak mungkin mundur di ajang sepakbola termahsyur di Asia tersebut. Meski hubungan dengan Israel selalu dibarengi tensi yang meningkat, Malaysia harus tetap bertanding demi memperebutkan posisi pemenang.
Alhasil, pada 5 Mei 1965, Malaysia resmi "berperang" di lapangan sepakbola melawan Israel di Komazawa Stadium. Dalam akun Youtube Asian Football, terlihat Tunku Abdul Rahman, datang langsung ke Jepang untuk memberi dukungan terhadap anak buahnya yang bertanding melawan Israel.
Hingga akhirnya selama 90 menit pertandingan, Israel sukses mempecundangi Malaysia tanpa balas dengan skor 9-0. Meski menelan kekalahan, pertandingan ini membuktikan keberanian Malaysia untuk mengakui Israel dan melepaskan sejenak ego politik untuk meraih kemenangan di lapangan hijau.
(mfa/sef)