
Wuih! Mantan Presiden Taiwan Bertandang ke China, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou pada Senin (27/3/2023) melakukan kunjungan ke China. Dia berharap bisa membawa perdamaian dan meningkatkan hubungan antara Beijing dan Taipei.
Berbicara kepada wartawan sebelum berangkat dari bandara internasional utama Taiwan di Taoyuan, Ma yang berusia 73 tahun, mengatakan sangat senang melakukan perjalanan tersebut. Di sana dia akan berbicara dengan para siswa dan memberikan penghormatan kepada makam leluhurnya di China.
"Selain akan memberikan persembahan kepada leluhur saya, saya juga membawa mahasiswa universitas Taiwan ke daratan untuk bertukar dengan mereka, berharap dapat meningkatkan suasana lintas selat saat ini melalui antusiasme dan interaksi anak muda, sehingga perdamaian dapat datang lebih cepat ke kita di sini," kata Ma dalam sambutan singkat, mengutip Reuters.
Ma, yang menjabat dari 2008-2016, adalah mantan atau Presiden Taiwan pertama yang mengunjungi China sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada 1949 pada akhir perang saudara dengan Komunis.
Perjalanan itu dilakukan pada saat ketegangan meningkat antara Beijing dan Taipei karena China terus melakukan tekanan militer dan politik untuk mencoba dan membuat Taiwan yang demokratis menerima kedaulatan China.
Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan mengkritik kepergian Ma. Mereka mengatakan itu tidak pantas mengingat mantan sekutu lama Taiwan, Honduras, telah mengakhiri hubungan dengan Taipei dan mendukung Beijing sehari sebelumnya.
Ma adalah anggota senior partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang (KMT), yang mendukung hubungan dekat dengan China meskipun membantah keras pro-Beijing. KMT mengatakan penjangkauan ke China diperlukan sekarang lebih dari sebelumnya mengingat ketegangan di Selat Taiwan.
Ma sebelumnya bertemu Presiden China Xi Jinping di Singapura pada akhir 2015 tak lama sebelum Tsai terpilih.
Ma tidak dijadwalkan untuk bertemu dengan pejabat senior China saat berada di sana, tetapi kepala yayasannya mengatakan pekan lalu, Ma akan bersedia menjadi tuan rumahnya jika mereka mengatur pertemuan seperti itu.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ingatkan Jerman, China Sebut Taiwan Lakukan Separatisme