Internasional
7 Fakta Trump Segera Masuk Penjara, Kasus Porno-Perang Sipil

Jakarta, CNBC indonesia - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terancam masuk bui. Hal ini bergantung pada keputusan Pengadilan New York setelah mendengarkan bukti secara rahasia selama berminggu-minggu.
Dakwaan terhadap Trump, yang ingin kembali mencalonkan diri sebagai presiden di 2024, akan menjadi momen yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Amerika. Ini merupakan kasus kriminal pertama yang menjerat mantan presiden negeri itu.
Berikut tujuh fakta mengapa Trump terancam dipenjara, mengutip Associated Press (AP):
1. Kasus yang Menjerat
Kasus kriminal Trump terkait dugaan suap senilai US$ 130 ribu atau setara Rp 1,9 miliar kepada bintang porno Stormy Daniels. Ini untuk menutup mulut Daniels yang diketahui telah melakukan perselingkuhan dengannya pada tahun 2006 di Nevada.
Saat itu, Trump diketahui telah menikah dengan Melania. Pengacara Trump, Michael Cohen, diketahui membayar Daniels yang bernama asli Stephanie Clifford, melalui perusahaan cangkang sebelum diganti menjadi Trump Organization.
"Itu adalah pengalaman paling menakutkan dalam hidup saya," ujar Daniels dalam sebuah wawancara dengan The Guardian.
"Itu karena saya telah melihat Trump telanjang."
2. Dapatkan Trump Dipenjara?
Singkatnya, ya. Kebijakan lama Departemen Kehakiman melarang dakwaan federal terhadap presiden yang menjabat, tetapi Trump, dua tahun tidak menjabat.
Karenanya, ia tidak lagi menikmati perlindungan hukum itu. Lalu, perlu diketahui, kasus di New York ini bukanlah penyelidikan federal.
3. Saksi Penting
Salah satu saksi penting yang dipanggil adalah Robert Costello. Ia pernah menjadi penasihat hukum Cohen dan diyakini menjadi sumber kunci pemerintah dalam penyelidikan tersebut.
Sejak persoalan ini, mereka berselisih. Costello telah mengindikasikan bahwa dia memiliki informasi yang diyakini akan melemahkan kredibilitas Cohen dan bertentangan dengan pernyataannya yang memberatkan tentang Trump saat ini.
Costello menghubungi seorang pengacara untuk Trump dengan mengatakan ia memiliki informasi yang dapat meringankan pria 76 tahun itu. Pengacara tersebut membawanya ke kantor kejaksaan, yang minggu lalu memanggil firma hukum Costello untuk catatan dan mengundangnya untuk bersaksi.
4. Tudingan Politis
Trump sendiri menyangkal berhubungan seks dengan Daniels. Ia pun menyebut motif penyelidikan yang diusulkan Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg itu berbau politis.
Trump pun sesumbar dakwaan akan membantunya dalam pemilihan presiden 2024. "Telah berbuat lebih banyak untuk membantu Donald Trump terpilih," sindir sekutu lama Trump, Lindsey Graham, senator dari South Carolina.
Di sisi lain, Gubernur Florida Ron DeSantis, mempertimbangkan untuk bergabung dengan bidang Partai Republik dengan mengkritik penyelidikan Trump sebagai bermotivasi politik dan 'salah secara fundamental'. Ia dikenal berasal dari partai yang sama, Republik.
5. Kasus Hukum Trump Lain
Selain kasus porno itu, ia juga tersangkut penyelidikan di Georgia terkait upayanya untuk membatalkan kekalahan pemilu 2020 di negara bagian itu. Mantan presiden itu juga menghadapi penyelidikan penasihat khusus departemen kehakiman atas dokumen rahasia yang disita dari rumah mewah miliknya di Mar-a-Lago, Florida, musim panas lalu, dan upayanya untuk membatalkan hasil pemilihan presiden 2020.
Dalam kasus lain, Organisasi Trump dihukum karena penipuan pajak pada bulan Desember karena membantu para eksekutif menghindari pajak atas tunjangan mewah seperti apartemen di Manhattan dan mobil mewah. Trump tidak diadili dalam kasus itu tetapi perusahaannya didenda US$ 1,6 juta dan Allen Weisselberg, mantan kepala keuangannya, dijatuhi hukuman penjara.
6. Akankah Trump Dipenjara
Profesor Sekolah Hukum New York, Anna Cominsky, mengatakan bahwa tebakan terbaiknya adalah bahwa pengacara Trump akan membuat kesepakatan dengan kantor kejaksaan untuk menghindari tontonan dakwaan dengan borgol dan jalan-jalan pelaku.
"Ada kemungkinan besar dia akan menyerah, yang berarti Anda tidak akan melihat ketukan pintu Mar-a-Lago pada pukul 5 pagi, petugas mengepung rumahnya dan menangkapnya serta membawanya keluar dengan borgol," katanya.
"Dia akan datang ke kejaksaan secara sukarela kemudian diproses, sidik jarinya dan diambil fotonya."
Cominsky kurang yakin bahwa Trump ingin menghindari penampilan publik untuk dakwaannya, yang akan dilakukan dalam dua hari setelah dakwaan. Saat itu hakim mendaftar dakwaan dan menanyakan apakah terdakwa mengaku bersalah atau tidak bersalah.
"Dia tidak menghindar dari kekacauan, jadi dia mungkin ingin menggunakan ini untuk keuntungannya," tambahnya.
7. Ancaman Chaos Pengikut Trump hingga Perang Sipil
Sementara itu, lusinan pendukung Trump diketahui membentuk barikade melakukan protes di pusat keuangan tersebut kemarin. Bukan hanya pengadilan, barikade juga terlihat di depan Trump Tower di Fifth Avenue, Manhattan.
Dalam beberapa grup online bernama "The Donald", beberapa pendukung Trump menyerukan "mogok nasional" dan "Perang Sipil 2.0". "Untuk melindungi Trump dan memprotes penangkapan apa pun," tulisnya.
Sementara itu, politisi senior AS dari Partai Demokrat memperingatkan bahwa seruan Trump dapat memicu terulangnya kekerasan yang dilakukan pendukungnya di US Capitol pada Januari 2021. Ini terkait penyerbuan gedung kongres AS di 6 Januari oleh pendukung Trump untuk menganggu kongres mengesahkan kemenangan Presiden AS saat ini, Joe Biden.
[Gambas:Video CNBC]
Heboh! Skandal Baru Donald Trump Seret Malaysia
(sef/sef)