Aksi Jokowi Berhasil! RI Ketiban Durian Runtuh Rp 519 Triliun

News - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
22 March 2023 10:10
A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan hilirisasi pertambangan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbuah manis. Hasil ekspor produk pengolahan nikel tercatat mencapai US$ 33,8 miliar atau sekitar Rp 519 triliun (kurs Rp 15.360) pada 2022.

Angka itu terungkap dalam unggahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di akun instagram resminya.

"Di mana US$ 14,3 miliar dihasilkan dari ekspor besi dan baja. Keberhasilan ini terwujud karena keteguhan Presiden Jokowi untuk tetap melanjutkan kebijakan hilirisasi industri dalam mengolah "raw material" di dalam negeri untuk nilai tambah yang lebih tinggi," terang Menko Marves Luhut, dikutip Rabu (22/3/2023).

Menurut Luhut, data tersebut juga sampaikan kepada IMF yang mengunjungi kantornya beberapa hari yang lalu sembari berkata bahwa jika dulu semua bahan mentah kita ekspor secara cuma-cuma, sekarang cukup sudah.

Saat ini, Indonesia sudah bisa mengekspor besi dan baja, bukan bijih nikel lagi. "Kami akan melakukan hal yang sama dengan timah, bauksit, tembaga, dan lainnya. Perubahan besar ini harus dilihat oleh negara-negara maju. This is their problem."

"Selalu melihat negara berkembang seperti Indonesia adalah negara yang mereka tahu dua puluh atau lima belas tahun yang lalu. Dengan memberlakukan larangan ekspor nikel, kita mempunyai kekuatan untuk menghasilkan energi hijau yang sudah kita cita-citakan sejak lama," tutur Luhut.

Di sisi lain, Luhut di depan para top business leaders Indonesia dan juga Asia, menyampaikan juga bahwa pada tahun 2025, pihaknya akan mampu memproduksi baterai lithium sendiri. Sehingga kita akan menjadi produsen baterai lithium terbesar ketiga di dunia pada tahun 2027 atau 2028 nanti. "So, don't look down on Indonesia," kata Luhut.

Bukan sekedar angan-angan, Luhut sebut akan ada investasi senilai US$31,9 miliar untuk pengembangan supply chain industri baterai di Indonesia hingga tahun 2026. Indonesia menarik investasi asing langsung sebesar US$ 45,6 miliar tahun lalu. "Ini merupakan rekor tertinggi baru sejak tahun 2000," ungkap Luhut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

RI Kalah di WTO, Jokowi Siap Maju hingga Tetes Darah Terakhir


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading