Perry Warjiyo: Tak Tidur 7 Hari 7 Malam Akibat Burden Sharing

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan pengalaman berharganya saat merumuskan burden sharing antara pemerintah dan bank sentral dalam rangka pembiayaan bantuan selama pandemi.
Perry menegaskan bahwa dirinya mengingat betul rapat dengan Komisi XI DPR pada 7 Juli 2020. Saat itu, dia memberikan paparan yang disusunnya sendiri.
"Sebelum 7 Juli 2020, saya 7 hari 7 malam tidak tidur merumuskan burden sharing, sehingga Bapak Ibu masih ingat kah saya tampilkan tabel Excel yang saya buat sendiri," papar Perry dalam fit and proper test, Kamis (20/3/2023).
Perry berujar bahwa selama merumuskan burden sharing dirinya melakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Saat itu, menurutnya, BI tidak bisa melakukan burden sharing dengan membeli langsung ke pasar primer. Pasalnya, sebelum 7 Juli 2020, belum ada kesepakatan bahwa pandemi merupakan kondisi extraordinary.
"Kami biayai APBN tidak bisa langsung, karena zamannya belum UU 22 Tahun 2020," katanya.
Dia mengakui kondisi luar biasa ini tidak bisa diatasi dengan aturan biasa. BI, kata Perry, melakukan pembelian surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 1.104,85 triliun untuk periode 2020-2022.
"BI melakukan pembelian SBN oleh BI untuk pembiayaan SBN dengan skema burden sharing sebesar Rp 1.104,85 triliun," ungkapnya.
![]() Pembelian SBN BI 2020-2022 sebagai bagian dari burden sharing antara bank sentral dan pemerintah. |
Dalam burden sharing pertama, pihaknya melakukan pembelian SBN di pasar perdana sebesar Rp 473,42 triliun pada 2020, dimana SKB I Rp 75,86 triliun dan SKB II Ro 397,56 triliun.
Kemudian, pada 2021, BI melakukan pembelian di pasar perdana Rp 358,32 triliun, di antaranya SKB I Rp 143,32 triliun dan SKB II Rp 215 trilun.
Pada tahun terakhir, BI membeli SBN di pasar perdana Rp 273,11 triliun, terdiri dari SKB I Rp 49,11 triliun dan Rp 224 triliun SKB II. Perry pun menegaskan bahwa uang dari pembelian SBN ini tidak bisa dipakai di luar keperuntukkan yang terkait dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
[Gambas:Video CNBC]
Bos BI Ungkap 5 Persoalan yang Bikin Dunia Kacau Balau
(haa/haa)