Akhirnya! RI Tak Lagi Tarik Utang Baru Buat Bayar Utang

News - MAIKEL JEFRIANDO, CNBC Indonesia
15 March 2023 09:30
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kini terbukti kembali sehat. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak lagi menggunakan skema penarikan utang baru untuk membayar kewajiban utang.

Hal ini terlihat dari realisasi APBN Kita Februari 2023 yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers, Selasa (14/3/2023). Di mana keseimbangan primer tercatat surplus Rp182,2 triliun.

"Surplus APBN Rp131,8 triliun. Keseimbangan primer juga surplus Rp182,2 triliun. Ini posisi APBN akhir Februari," ungkap Sri Mulyani.

Keseimbangan primer merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Jika total pendapatan negara lebih besar daripada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan positif, yang berarti masih tersedia dana yang cukup untuk membayar bunga utang.

Sebaliknya, jika total pendapatan negara lebih kecil daripada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan negatif, yang berarti sudah tidak tersedia dana untuk membayar bunga utang. Dengan kata lain, sebagian atau seluruh bunga utang dibayar dengan penambahan utang baru.

APBN KiTa Maret 2023 membahas Kinerja dan FakTa. (Tangkapan Layar Youtube Ministry of Finance Republic of Indonesia)Foto: APBN KiTa Maret 2023 membahas Kinerja dan FakTa. (Tangkapan Layar Youtube Ministry of Finance Republic of Indonesia)

Surplus berasal dari pendapatan negara yang mencapai Rp 419,6 triliun atau sudah mencapai 17% dari target di dalam APBN 2023 yang sebesar Rp 2.463 triliun.

Sementara itu, belanja negara, hingga Februari 2023 mencapai Rp 287,8 triliun atau mencapai 9,4% dari target di dalam APBN 2023 yang sebesar Rp 3.061,2 triliun. Realisasi belanja negara hingga Februari 2023 tersebut tumbuh 1,8% dari periode yang sama tahun lalu.

Keseimbangan primer terakhir alami defisit sejak 2020 silam hingga tahun lalu, karena hantaman pandemi covid-19. Di mana keseluruhan penerimaan negara alami kontraksi dalam seiring dengan negatifnya perekonomian nasional.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Dear Investor! Ada Kabar Baik Nih dari Kantor Sri Mulyani


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading