
Dekat IKN, RI Punya 5 Megaproyek Masa Depan Rp2.000 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia akan memiliki proyek raksasa dengan nilai investasi yang sangat tinggi, yakni mencapai US$132 miliar atau sekitar Rp2.016 triliun (asumsi kurs Rp15.278/US$).
Proyek raksasa ini berupa Kawasan Industri Hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Panajam Paser, Kalimantan Timur. Disebutkan, proyek ini hanya berjarak 185 km dari Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Hal tersebut terungkap dari data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI yang diperoleh CNBC Indonesia.
Besarnya nilai investasi tersebut karena sejumlah proyek besar akan dikembangkan di dalam Kawasan Industri Khusus yang akan berbasiskan pada sumber energi hijau.
Berikut beberapa megaproyek yang akan dibangun di Kawasan Industri Kaltara:
1. Pabrik petrokimia
Pabrik petrokimia di Kawasan Industri Kaltara ini rencananya akan menjadi pabrik petrokimia terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 4x16 juta ton per tahunnya.
2. Smelter Alumina
Fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina dengan kapasitas 3 juta ton akan dibangun di kawasan industri ini.
3. Pabrik Besi dan Baja
Rencananya akan dibangun pabrik besi dan baja (iron and steel) dengan kapasitas 5 juta ton per tahun.
4. Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
Pabrik baterai untuk kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan dibangun dengan kapasitas 265 Giga Watt hour (GWh).
5. Industrial and Polycristalline Silicon
Rencananya juga akan dikembangkan pabrik polycristalline silicon dengan kapasitas 1,4 juta ton.
Tidak hanya itu, Kawasan Industri Hijau Kaltara ini juga akan menggunakan sumber energi hijau sebagai sumber utama energinya. Sebanyak 10 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga akan dibangun di kawasan industri ini.
Selain itu, kawasan industri ini juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas hingga 10 GW.
"Kawasan Industri Kaltara ini diperkirakan akan menyerap 160.000 tenaga kerja," tulis data Kemenko Marves tersebut.
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga sempat menyebut akan dibangun Kawasan Industri di Kaltara dengan nilai investasi mencapai US$132 miliar.
Luhut menjelaskan, investasi terdekat yang segera terealisasi adalah pabrik petrochemical di Kaltara. Pabrik ini telah dilakukan groundbreaking pada 21 Desember 2021 lalu. Nilai investasinya mencapai US$24 miliar atau sekitar Rp366,6 triliun.
Dari hasil investasi ini, diperkirakan akan ada 100 ribu pegawai yang dipekerjakan dan transfer teknologi yang menguntungkan bagi Indonesia. Adapun nilai keuntungan yang akan didapat mencapai Rp131 miliar per tahun pada tahun 2029.
"Ini secara bertahap tapi 2023 mendatang sudah beroperasi satu pabrik ini," katanya.
Jika investasi itu sudah terealisasi maka potensi ekspor dari RI juga semakin membesar. Luhut menyebut paling tidak mencapai 30 persen total ekspor pada 2029 mendatang berasal dari hasil investasi ini.
Nantinya, investasi pabrik ini adalah end to end untuk memproduksi petrochemical, alumina, lithium baterai, hingga green industry. Menurut Luhut, ini akan membuat profil Indonesia semakin baik.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Isapan Jempol! Sekeliling IKN Nusantara Ada Harta Karun