Teror OPM Bikin Pilot Jadi Takut Terbang, Susi Air Boncos

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
01 March 2023 18:08
Organisasi Papua Merdeka atau OPM merilis foto-foto terbaru yang menunjukkan kondisi Pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens di bawah penyanderaan mereka. (Dok. Istimewa)
Foto: Organisasi Papua Merdeka atau OPM merilis foto-foto terbaru yang menunjukkan kondisi Pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens di bawah penyanderaan mereka. (Dok. Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti mengatakan, akibat dari insiden pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air di Papua menyebabkan banyak pilot yang menjadi trauma dan kehilangan kepercayaan diri untuk terbang ke wilayah-wilayah tersebut.

Tak hanya maskapai Susi Air yang merasa ketakutan, tetapi maskapai penerbangan swasta lainnya untuk rute perintis juga merasakan trauma yang sama. Akibatnya, 70% operasional penerbangan porter Susi Air di Papua berhenti atau mengalami setop.

"Sekarang ini tidak bisa melayani lagi. Tentu banyak sebabnya, armada berkurang, tahun lalu 1 tahun ini 1, dan kemudian confidence di antara pilot kita tidak memungkinkan adanya penerbangan lagi di wilayah pegunungan. Dan ini akan sangat sulit, jadi resignation juga akan sangat tinggi bila penyelesaian Captain Philip ini tidak bisa baik," keluh Susi kepada wartawan dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).

Terhentinya operasional Susi Air tentu berdampak pada terganggunya distribusi kebutuhan pasokan logistik di wilayah Papua, khususnya untuk daerah pegunungan. Sebab, mobilisasi dan distribusi bahan pokok masyarakat Papua yang tinggal di pegunungan biasanya menggunakan pesawat jenis Porter, helikopter, atau berjalan kaki. Hal ini karena akses jalan di Papua yang masih belum memadai.

Organisasi Papua Merdeka atau OPM merilis foto-foto terbaru yang menunjukkan kondisi Pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens di bawah penyanderaan mereka. (Dok. Istimewa)Foto: Organisasi Papua Merdeka atau OPM merilis foto-foto terbaru yang menunjukkan kondisi Pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens di bawah penyanderaan mereka. (Dok. Istimewa)
Organisasi Papua Merdeka atau OPM merilis foto-foto terbaru yang menunjukkan kondisi Pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens di bawah penyanderaan mereka. (Dok. Istimewa)

"Kalau ada yang sakit jadi tidak bisa berobat, makanan juga semakin berkurang. Sebanyak 70% dari penerbangan flight berarti lebih 20-25 flight (berhenti beroperasi). (Biasanya) pesawat Porter bisa mengangkut 7 orang, barang 900 kg, itu hitungan real-nya," terangnya.

Susi menjelaskan penerbangan porter yang dilakukan Susi Air yaitu terbang ke bandara-bandara dimana pesawat jenis karavan tak bisa mendarat. Jadi apabila penerbangan porter stop, berarti hanya bisa digantikan dengan helikopter.

"Rata-rata bandaranya 200-300 meter (landasan pacu), tujuan dari bandara-bandara tempat porter terbang. Tempat yang tidak mungkin terjangkau dengan lain kecuali dengan helikopter atau jalan kaki. Karena jalan di papua juga belum banyak," sebut Susi.

Kuasa Hukum Susi Air Donal Fariz menambahkan akibat setopnya 70% operasional Susi Air ditambah lagi dengan pembakaran pesawat membuat perusahaan maskapai perintis itu merugi. Tidak hanya itu, peran Susi Air yang selama ini dikenal melayani masyarakat Papua jadi terganggu dengan adanya kejadian ini.

"Jelas ini bukan situasi yang diinginkan, Susi Air tentu merugi secara finansial, tapi tentu yang lebih dirugikan adalah masyarakat papua secara lebih luas, yang dulu bisa diakses dengan pesawat, sekarang sebagian masyarakat terpaksa kemudian menjadi berjalan memasuki hutan untuk bisa mengakses satu tempat ke tempat lainnya," timpal Donal.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rugi Besar! Segini Harga Pesawat Susi Air yang Dibakar OPM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular