Macro Insight

Belum Puasa, Inflasi Sudah Bikin Deg-Degan

mae, CNBC Indonesia
01 March 2023 15:55
Pekerja mengangkat karungan beras di Pasar Tradisional Kebayoran Lama, Rabu, (22/2).
Foto: Pekerja mengangkat karungan beras di Pasar Tradisional Kebayoran Lama, Rabu, (22/2). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Inflasi Indonesia diyakini akan melonjak pada Maret 2023 seiring datangnya Ramadhan. Curah hujan yang masih tinggi juga bisa melambungkan inflasi bulan ini.

Panen raya memang akan terjadi akhir Februari-Maret tahun ini dan diharapkan bisa menekan harga bahan pangan, terutama beras.

Namun, curah hujan yang tinggi dan faktor musiman Ramadhan diperkirakan lebih dominan dalam menggerakkan inflasi Maret 2023.

"Pada minggu-minggu terakhir Februari, kita masuk masa panen dan akan berlangsung hingga Maret ini akan tetapi pada saat yang sama curah hujan masih tinggi.

Pengalaman menunjukkan cuaca berpengaruh pada masa panen," tutur Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (1/3).

Dalam catatan BPS, cuaca ekstrem terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dengan curah hujan tinggi melampaui 50 mm per hari (Hujan Lebat) pada minggu terakhir Februari 2023.

 Bencana Banjir Terjadi banjir yang merendam sawah di beberapa wilayah selama Februari 2023, seperti di Mojokerto, Enrekang, Bontang, Sumbawa, dan beberapa wilayah lainnya.

Jika hujan deras terus mengguyur maka panen baik padi atau sayur mayur akan terganggu. Jalur distribusi juga bisa terganggu karena banjir.

Padahal, Ramadhan diperkirakan akan dimulai pada 23 Maret. Jika logistik terganggu dan pasokan bahan pangan terbatas maka harga-harga akan semakin melambung menjelang Ramadhan.

Kondisi tersebut bisa membuat pengalaman buruk tahun lalu terulang.

Sebagai catatan, Ramadhan 2022 jatuh pada 3 April. Pada periode tersebut, masyarakat Indonesia tengah dihadapkan pada kenaikan bahan pangan seperti minyak goreng hingga telur. Inflasi April pun terbang 0,95% (mtm) pada April 2022.

Secara historis, inflasi Indonesia akan mencapai puncak pada Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri karena melonjaknya permintaan barang dan jasa.

Tidak hanya sembako yang naik, tarif angkutan udara hingga angkutan antar kota juga biasanya naik menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi pada bulan Ramadhan hampir selalu di atas 0,5% (mtm). Pengecualian terjadi pada 2020 dan 2021 di mana penyebaran pandemi Covid-19 masih kencang.

Pada 2020, umat Islam menjalani ibadah puasa Ramadhan di awal 24 April 2020, atau sebulan setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Pembatasan mobilitas dan pelemahan daya beli membuat inflasi bulanan pada April hanya tercatat 0,08% (mtm) dan di Mei 0,07%(mtm).

Pada tahun 2019, Ramadhan jatuh pada 6 Mei. Inflasi pada Mei 2019 tercatat 0,68% (mtm) dan 0,55% (mtm). 

Lonjakan inflasi Ramadhan dan Hari Raya yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, awal Ramadhan jatuh pada 10 Juli dan Hari Raya Idul Fitri pada 8 Agustus. Inflasi bulanan pada Juli 2013 menembus 3,29% (mtm)  dan Agustus sebesar 1,12%(mtm).Selain karena kenaikan harga sembako, lonjakan inflasi dipicu oleh kenaikan harga BBM pada bulan Juni.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular