Top! KCIC dan ITB Kolaborasi Teknologi Kereta Api Cepat

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
28 February 2023 12:42
KCIC
Foto: Dok KCIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 29 mahasiswa Institut Teknologi Bandung dilibatkan dalam monitoring atau pengawasan track slab dan track laying Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Adapun Fokus pengawasan mereka adalah melaporkan hasil kerja pemasangan track slab dan track laying ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Rahadian Ratry mengatakan keterlibatan mahasiswa penting dalam perkembangan industri kereta api cepat di Indonesia. Selain membantu jalannya proses pekerjaan, hal ini juga merupakan bentuk transfer ilmu yang bermanfaat bagi kemajuan Indonesia ke depan.

"Dengan melihat langsung proses pembangunan KCJB, para mahasiswa dapat turut serta mengawal dan menyerap teknologi kereta api cepat yang baru diterapkan di Indonesia, bahkan di ASEAN. Kami melihat, adanya kolaborasi ini akan membuat industri perkeretaapian di Indonesia memiliki masa depan yang baik," ujar Rahadian dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (28/2/2023).

Sejak awal pembangunan Kereta Cepat, KCIC aktif memperkenalkan teknologi kereta api cepat pada masyarakat, salah satunya para akademisi di lingkungan universitas. Lebih dari tiga ribu mahasiswa yang melakukan site visit ke proyek KCJB, seperti stasiun, jembatan, terowongan, dan depo kereta api cepat.

Kegiatan lainnya antara KCIC dan mahasiswa yakni mengadakan sharing knowledge, praktek kerja lapangan, studium generale, dan kegiatan forum diskusi di lingkungan universitas. Adapun universitas yang terlibat adalah universitas negeri dan swasta di Indonesia serta universitas luar negeri seperti Australia dan Malaysia.

"Perhatian besar yang diberikan seluruh pihak dalam pembangunan Kereta Api Cepat ini sangat kami apresiasi. Semoga kehadiran KCJB tidak hanya bermanfaat bagi mobilitas dan perekonomian masyarakat tapi juga memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan di Indonesia," ungkap Rahadian.

Lebih lanjut, monitoring proyek KCJB dilakukan oleh mahasiswa ITB selama periode Februari hingga Maret 2023. Adapun latar belakang mahasiswa tersebut berasal dari jurusan Teknik Sipil tingkat akhir.

Ketua Kelompok Monitoring David Arifin mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru terkait konstruksi pada proyek perkeretaapian. Ia melihat adanya perbedaan penggunaan teknologi, yakni pada umumnya di Indonesia jalur kereta api menggunakan batu ballast sementara proyek KCJB ada yang memakai ballastless track slab.

"Pengukuran tingkat presisi track slab yang telah terpasang juga dipastikan sedetail mungkin di proyek KCJB. Ketinggian dan kemiringan hanya memiliki toleransi milimeter karena jalur tersebut akan digunakan kereta dengan kecepatan tinggi hingga 350 km/jam. Adanya pekerjaan Fine Adjustment ini baru bagi kami karena sudah sepenuhnya terkomputerisasi," jelas David.

Menurut dia, setiap harinya para mahasiswa mengolah dan menyusun laporan atas temuan-temuan yang didapatkan. Para mahasiswa juga berkoordinasi dengan kontraktor di lapangan dalam menentukan pemasangan dan prakiraan selesainya suatu pekerjaan.

David menyebutkan, pengetahuan dan pengalaman turun langsung ke proyek kereta api cepat pertama di Indonesia ini merupakan hal yang berharga bagi teman-teman ITB.

"Pengalaman ini kami rasa belum tentu dapat diulang dan didapatkan oleh banyak orang," ujar dia

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kereta Cepat JKT-BDG Butuh Dana, Cari Utang Rp16 T ke China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular