
China-AS Tetiba Kompak di Sini, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer China dan Amerika Serikat (AS) dilaporkan akan bersama-sama mengikuti latihan militer Cobra Gold di Thailand yang dimulai pada Senin (27/3/2023). Latihan militer itu terjadi saat hubungan keduanya memanas.
Cobra Gold merupakan salah satu latihan militer yang cukup kontroversial. Pasalnya dalam latihan itu para peserta diwajibkan untuk membunuh dan memakan hewan hidup.
Nantinya, latihan ini akan diikuti 30 negara termasuk Indonesia. Khusus China, Australia, dan India, mereka hanya akan mengikuti sesi latihan terkait bantuan kemanusiaan saja.
"Setelah beberapa tahun dampak terkait Covid-19 dan memburuknya hubungan setelah kudeta Thailand 2014, Latihan Cobra Gold 2023 akan kembali dengan kekuatan penuh tahun ini, dengan 7.394 tentara dari 30 negara dijadwalkan untuk berpartisipasi sebagai mitra latihan atau pengamat," ujar Kepala Staf Gabungan Thailand Jenderal Thitichai Thienthong dan Duta Besar AS untuk Thailand Robert F Godec, dalam konferensi pers.
Latihan Cobra Gold sendiri merupakan inisiasi antara militer Thailand dan AS yang diadakan hampir setiap tahun. Latihan ini melibatkan korps tentara dari berbagai negara yang rata-rata berada di wilayah Asia Pasifik.
Selama Cobra Gold 2020 lalu, peserta terekam membunuh ayam dengan tangan kosong, menguliti dan memakan tokek hidup, mengkonsumsi kalajengking dan tarantula hidup, memenggal kobra dan meminum darah mereka. Hal ini dirasa perlu untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup para pasukan.
"Kunci untuk bertahan hidup adalah mengetahui apa yang harus dimakan," kata Sersan Thailand Mayor Chaiwat Ladsin yang memimpin pelatihan itu 2020 lalu.
Sementara itu, latihan ini diikuti oleh AS dan China yang notabenenya dua negara adidaya yang berseteru. Terbaru, hubungan antara Beijing dan Washington memburuk setelah AS mengaku menembak jatuh sebuah balon milik China yang dianggap balon mata-mata.
Beijing menolak tuduhan bahwa balon itu merupakan alat spionase. China menyebut balon itu merupakan teknologi pemantauan cuaca dan penembakan AS atas balon itu merupakan sesuatu yang berlebihan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Pangkalan Militer' AS Bakal Berdiri Dekat Papua RI
