Internasional

"Resesi Seks" Guncang Tetangga RI, Macan Jadi Biang Keladi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 27/02/2023 11:50 WIB
Foto: Pejalan kaki melintasi jalan yang hampir kosong di kawasan Chinatown Singapura, pada Selasa, 3 Agustus 2021. (Dok. File - Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena "resesi seks" semakin nyata menghantam Singapura. Fenomena ini menjelaskan kondisi rendahnya angka perkawinan yang memicu penurunan tingkat kelahiran.

Dalam data terbaru yang dirilis akhir pekan dikutip Senin (27/2/2023) tingkat kesuburan total Singapura pada tahun 2022 mencapai titik terendah dalam sejarah yakni 1,05. Ini menurun dibandingkan tahun 2021 dimana angka kelahiran negara kota itu hanya mencapai 1,12 bayi per wanita.

Angka ini sendiri sudah sangat rendah dibandingkan rata-rata global yang berkisar di angka 2,3. Indonesia sendiri berada di level 2,2.



Lalu apa penyebabnya?

Menteri di Kantor Perdana Menteri (PMO) Indranee Rajah menjelaskan kepada parlemen bahwa hal ini antara lain disebabkan oleh tahun Macan dalam penanggalan Imlek. Tahun ini umumnya diasosiasikan dengan kelahiran lebih rendah di kalangan masyarakat Tionghoa.

Selain itu, Indranee menjelaskan lebih banyak orang di Singapura yang menunda pernikahan. Pasangan yang telah menikah juga menunda memiliki anak atau memiliki lebih sedikit anak.

"Singapura akan menemui jalan yang semakin menantang untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi karena tenaga kerja penduduk meningkat pada tingkat yang lebih lambat," paparnya dikutip Channel News Asia (CNA).

"Semakin banyak warga Singapura akan menghadapi tekanan ganda dalam membesarkan anak-anak sambil merawat orang tua mereka yang lanjut usia dan faktanya, ini sudah terjadi," katanya.

Untuk mengatasi hal ini, Indranee memaparkan kembali Anggaran 2023 yang difokuskan untuk meningkatkan dukungan bagi orang tua dan keluarga. Indranee mencatat bahwa cuti ayah yang dibayar pemerintah untuk yang bekerja akan digandakan menjadi empat minggu untuk anak yang lahir mulai 1 Januari tahun depan.

"Tak hanya itu, perusahaan didorong untuk menawarkan pengaturan kerja yang fleksibel bagi orangtua yang sedang memiliki bayi," tambahnya.

Hibah perumahan untuk keluarga baru yang membeli apartemen juga akan meningkat hingga 30.000 dolar Singapura (Rp 340 juta). Pemerintah juga telah meningkatkan Hadiah Tunai Bonus Bayi sebesar 3.000 dollar Singapura (Rp 34 juta) dan akan berkontribusi lebih banyak ke Akun Perkembangan Anak.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo & PM Singapura Bahas Investasi & Kolaborasi Ekonomi