Resesi Seks Makin Dekat, Sudah Sampai Negara Tetangga RI

News - Demis Rizky Gosta, CNBC Indonesia
24 February 2023 21:50
Pejalan kaki melintasi jalan yang hampir kosong di kawasan Chinatown Singapura, pada Selasa, 3 Agustus 2021. Jumlah kasus virus harian di Singapura tetap di atas 100 sejak 19 Juli, setelah wabah di pelabuhan perikanan membuat pejabat pemerintah memberlakukan kembali pembatasan Covid yang lebih ketat. (Dok. File - Lauryn Ishak/Bloomberg via Getty Images) Foto: Pejalan kaki melintasi jalan yang hampir kosong di kawasan Chinatown Singapura, pada Selasa, 3 Agustus 2021. (Dok. File - Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi seks kini mulai menjangkit Singapura. Negara tetangga Indonesia tersebut membukukan tingkat fertilitas paling rendah sepanjang sejarah. 

Tingkat fertilitas adalah data yang menggambarkan jumlah anak yang dimiliki oleh tiap perempuan di satu wilayah. Angka ini didapatkan dari pembagian antara jumlah kelahiran dengan jumlah populasi perempuan.

Di Singapura, tingkat fertilitas merosot ke angka terendah sepanjang sejarah. Tingkat fertilitas Singapura sepanjang 2022 adalah 1,05. Angka ini lebih rendah dari rekor terendah sebelumnya yaitu 1,1 pada 2020.

"Salah satu penyebabnya adalah tahun Macan di kalender imlek, yang secara umum diasosiasikan dengan rendahnya tingkat kelahiran di antara [etnis] tionghoa," kata Menteri di Kantor Perdana Menteri Singapura, Indranee Rajah seperti dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (24/2/2023).

Pada 2010, yang juga merupakan tahun Macan, tingkat fertilitas total adalah 1,15. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya dan tahun setelahnya.

Indranee menjelaskan bahwa tingkat fertilitas Singapura sudah bertahun-tahun merosot, seperti negara maju lainnya. Tingkat fertilitas Singapura selalu berada di bawah 1,2 sejak 2017.

Negara dengan tingkat fertilitas terendah saat ini adalah Korea Selatan, yaitu 0,78.

Indranee mengatakan bahwa makin banyak penduduk Singapura menikah di usia lebih tua. Selain itu, pasangan yang sudah menikah juga makin banyak yang memutuskan untuk menunda memiliki anak atau memiliki anak lebih sedikit.

Ekspektasi hidup penduduk Singapura kini mencapai 83 tahun, dibanding 72 tahun pada 1980. Sekitar 1 dari 4 penduduk Singapura akan berusia 65 tahun atau lebih tua  pada 2030.

Perubahan situasi masyarakat ini, menurut Indranee, bakal mempersulit upaya Singapura untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

3 Negara Asia Dihantui Resesi Seks, Populasi Manusia Terancam


(dem)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading