China Jadi 'Mak Comblang' Rusia-Ukraina, Zelensky Buka Suara

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Sabtu, 25/02/2023 17:45 WIB
Foto: AFP via Getty Images/RONALDO SCHEMIDT

Jakarta, CNBC Indonesia - China menyerukan gencatan senjata komprehensif di Ukraina pada pekan ini sebagai misi damai atas perang Rusia-Ukraina. Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan dia terbuka untuk mempertimbangkan bagian dari rencana perdamaian 12 poin yang diajukan oleh Beijing.

Pada peringatan tahun pertama invasi Rusia ke Ukraina, China sebagai sekutu Moskow mendesak kedua belah pihak untuk menyetujui de-eskalasi bertahap dan memperingatkan terhadap penggunaan senjata nuklir serta mengatakan konflik tidak menguntungkan siapa pun.

Rencana tersebut, yang dituangkan dalam makalah kementerian luar negeri, sebagian besar merupakan pengulangan dari garis China sejak Rusia meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" pada 24 Februari tahun lalu.


China telah menahan diri untuk tidak mengutuk sekutunya Rusia atau menyebut intervensi Moskow di tetangganya sebagai "invasi". Itu juga mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia.

"Semua pihak harus tetap rasional dan menahan diri, menghindari menginvasi api dan memperburuk ketegangan, dan mencegah krisis memburuk lebih jauh atau bahkan lepas kendali," kata kementerian itu dalam makalahnya, dikutip Reuters, Sabtu (25/2/2023).

Sayangnya, reaksi awal dari Kyiv justru meremehkan, dengan penasihat senior Presiden Zelenskiy mengatakan setiap rencana untuk mengakhiri perang harus melibatkan penarikan pasukan Rusia ke perbatasan di tempat ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.

Di sisi lain, Zelenskiy sendiri menggunakan nada yang lebih reseptif dalam konferensi pers untuk menandai peringatan pertama konflik tersebut. Adapun Rusia mengatakan menghargai rencana China dan terbuka untuk mencapai tujuannya melalui cara politik dan diplomatik.


(tib)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkeu G7 Bahas Tarif Trump Hingga Dukungan ke Ukraina