Wah! Orang Terkaya Ketiga Dunia Ini Keruk 'Duit' dari Bumi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Gautam Adani patut berbangga dengan capaiannya di tahun lalu. Mengingat, tahun 2022 menjadi tahun emas bagi Adani karena kekayaannya resmi melampaui US$ 100 miliar yang membuatnya menyandang gelar centi-billionaire.
Tak tanggung-tanggung, posisinya sebagai orang terkaya di dunia langsung naik ke tingkat paling atas. Ia resmi menjadi orang terkaya di Asia dan di level di dunia dia hanya berada di bawah Bernard Arnault dan Elon Musk, masuk dalam tiga besar orang terkaya di dunia.
Bukan tanpa alasan, predikat tersebut diraihnya karena kekayaannya meningkat tajam dalam dua tahun terakhir. Dikutip dari Forbes Real Time Billionaire, Pemilik Adani Group tersebut diperkirakan memiliki kekayaan bersih US$ 116,7 miliar atau setara dengan Rp 1.809 triliun (asumsi kurs Rp 15.500/US$).
Selaras dengan laporan tersebut, Bloomberg Billionaire Indeks juga menempatkan Adani sebagai taipan terkaya di Asia dengan harta US$ 110 miliar (Rp 1.705 triliun).
Ternyata, kekayaan Adani meningkat akibat kenaikan harga komoditas yang terjadi yang disebabkan perang Rusia-Ukraina. Di tahun sebelumnya, kekayaannya memang sudah bombastis atau tercatat sekitar US$ 75 miliar, tapi masih berada belakang Mukesh Ambani pemilik Reliance Industri.
Pelajaran penting dari Adani adalah diversifikasi bisnis. Berkat hal itu, ia lebih mudah menambah kekayaan jika salah satu sektornya naik daun. Ia tercatat sebagai pengusaha generasi pertama dari Gujarat di wilayah barat India yang memulai bisnis perdagangan komoditas pada 1980-an, kemudian gurita bisnisnya merambah ke sektor energi, pelabuhan, bandara, transportasi, pertahanan, properti dan keuangan selama empat dekade berikutnya.
Berbeda dengan Ambani yang kekayaannya terkonsentrasi di satu perusahaan, Adani tercatat setidaknya memiliki enam perusahaan dengan valuasi lebih dari 1 triliun rupee atau setara dengan Rp 190 triliun (kurs Rp 190/rupee), yang mana beberapa dari perusahaan tersebut mencatatkan kinerja saham yang luar biasa tahun ini.
Harga saham perusahaan yang tergabung dalam Grup Adani melonjak signifikan tahun ini, bahkan ada yang tercatat naik hingga ratusan persen. Saat ini terdapat sembilan perusahaan publik di India yang masuk dalam Grup Adani, meningkat dari semula enam perusahaan. Tambahan perusahaan baru tersebut termasuk Adani Wilmar, usaha patungan dengan miliarder agribisnis Singapura Kuok Khoon Hong, Wilmar Internasional serta dua perusahaan semen yang diakuisisi tahun ini.
Gurita Bisnis Sampai ke Indonesia
Pasokan bahan bakar pembangkit listrik domestik India sempat terancam terganggu akibat gangguan rantai pasok bahan bakar dunia. Oleh karena itu, PM Narendra Modi menyerukan peningkatan pembelian yang menyebabkan impor bulanan batu bara termal India mencapai rekor di tahun 2022.
Ini menjadi kabar gembira bagi Adani Enterprises, pedagang batu bara terbesar di negara itu. Benar saja, berdasarkan perusahaan data pasar CoalMint, pada Juni 2022, pangsa pasarnya naik lebih dari dua kali lipat secara tahunan menjadi 7,3 juta ton.
Adani Power, perusahaan listrik swasta terbesar di negara itu, meningkatkan impor batu bara menjadi 1,4 juta ton di bulan Juni dari hanya 154.000 ton di tahun sebelumnya. Bersama-sama, anak perusahaan Adani secara keseluruhan menyumbang 35% dari impor batubara India dari April hingga Juni tahun ini, yang mencerminkan dominasi grup yang berkembang ke infrastruktur negara.
Salah satu perusahaan yang menjadi tulang punggung utama impor batubara Adani adalah anak usaha perusahaan yang memiliki tambang batu bara di Indonesia. PT Adani Global merupakan anak usaha Adani Enterprise yang fokus di bidang tambang, logistik dan perdagangan batu bara. Situs resmi perusahaan menyebut bahwa Adani memperoleh izin usaha pertambangan (IUP) produksi pada tahun 2007.
Proyek di Indonesia ini merupakan proyek luar negeri pertama Grup Adani dalam penambangan dan operasi batu bara. Perusahaan menyebut keputusan menambang di Indonesia sejalan dengan tekad jangka panjang Adani untuk mengatasi permasalahan permintaan tinggi batu bara di India yang kekurangan energi.
Penambangan batu bara Adani dilakukan lewat PT Lamindo Inter Multikon di pulau kecil yang terletak di Kalimantan Utara yang bernama Pulau Bunyu. Data Modi dan Geoportal Minerba menyebut bahwa Lamindo memiliki IUP aktif hingga 2037 atas lahan seluas 2.414 hektar atau mencapai 12% dari total besar pulau Bunyu.
Meski konsesi di pulau kecil tersebut disebut memiliki daya rusak yang kian meluas, oleh jaringan advokasi tambang, Lamindo menyebut bahwa perusahaan melakukan program pelestarian lingkungan secara berkala, walaupun masih sebatas pembersihan pantai dan penyediaan air bersih.
Lamindo juga menyebut bahwa hadirnya perusahaan di Pulau Bunyu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi setempat dan mengklaim menjadi pemberi kerja terbesar di pulau tersebut dengan serapan karyawan lebih dari 1.500 orang.
Masifnya aktivitas penambangan di konsesi yang memiliki sumber daya 269 juta ton membuat perusahaan menjadi eksportir terbesar batu bara GAR 3.000 Kcal. Data paling baru yang tersedia menyebut perusahaan memproduksi 4 juta ton batu bara pada 2017-2018 dan menargetkan produksi 5,5 juta ton pada 2018-2019.
[Gambas:Video CNBC]
Ledakan Dahsyat di Tambang Batu Bara Turki, Korban Berjatuhan
(haa/haa)