Siap-siap Kantong Bolong, Impor Minyak RI Bakal Semakin Deras

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 24/02/2023 11:40 WIB
Foto: Pengerjaan Proyek-Proyek Strategis Kilang Pertamina. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Energi Nasional (DEN) menyebut pembangunan kilang minyak baru dan pengembangan kilang eksisting bakal membuat impor minyak mentah RI semakin melonjak. Pasalnya dari kilang eksisting saja, kebutuhan minyak mentah RI berkisar di angka 1 juta barel per hari.

Sementara, produksi minyak mentah di dalam negeri saat ini berada di angka 620 ribu barel per hari (bph). Belum lagi ditambah dengan adanya potensi penurunan produksi secara alamiah yang terus berlangsung.

"Kita masih kurang 300-400 bph bagian itu juga milik KKKS mereka bawa ke negaranya. Jadi kita lebih kurang ini sekarang impor minyak mentah sebagai bahan baku kilang 500 ribu bph," kata Sekretaris Jenderal (DEN) Djoko Siswanto dalam Energy & Mining Outlook, dikutip Jumat (24/2/2023).


Artinya apabila kilang baru beroperasi, maka kebutuhan minyak mentah RI 100% akan berasal dari impor. Mengingat, tanpa adanya kilang baru saja impor minyak mentah RI sudah semakin tinggi.

Di samping itu, Djoko mengungkapkan bahwa setiap 1 liter bensin yang diproduksikan dari kilang, setidaknya kebutuhan minyak mentahnya mencapai 3 liter. Sehingga ketika menambah kilang baru, maka impor bahan baku minyak mentah juga akan meningkat menjadi 3 kali lipat dari kebutuhan yang ada saat ini.

"Karena 1 liter crude 30% jadi bensin sekian persen jadi solar dari avtur yang lainnya jadi ampas aspal. Jadi satu liter bensin kita perlu 3 liter minyak mentah artinya impor minyak kita tambah banyak," ujarnya.

Seperti diketahui, setelah berpuluh tahun lamanya kapasitas kilang minyak di dalam negeri akhirnya akan bertambah juga. Kapasitas kilang akan bertambah sebesar 425 ribu barel per hari (bph) menjadi 1,425 juta bph dari saat ini hanya 1 juta bph.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya mengatakan, tambahan kapasitas kilang tersebut berasal dari satu proyek kilang baru (Grass Root Refinery/ GRR) dan perbaikan kualitas dan spesifikasi kilang yang ada saat ini atau Refinery Development Master Plan (RDMP).

Tambahan kapasitas kilang tersebut ditargetkan sepenuhnya beroperasi pada 2027, dengan salah satu proyek yakni RDMP Balongan ditargetkan tuntas pada tahun ini, sehingga bisa menambah kapasitas kilang sebesar 25 ribu barel per hari (bph).

Dia mengakui, tambahan kapasitas kilang ini lebih rendah dari target awal untuk meningkatkan kapasitas kilang menjadi sebesar 2 juta bph. Hal ini menurutnya dipicu oleh porsi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara nasional pada 2050 mendatang yang akan berkurang menjadi 20%.

Atas dasar itu, perseroan pun merevisi target peningkatan kapasitas pengolahan minyak mentah menjadi 1,425 juta bph dari sebelumnya 2 juta bph. Saat ini kapasitas penuh kilang Pertamina sebesar 1 juta barel per hari (bph) dengan kapasitas operasional rata-rata di kisaran 800 ribu bph.

Nicke menjelaskan, penurunan target tambahan kapasitas kilang tersebut dilakukan menyusul dengan dorongan kebijakan untuk melakukan transisi ke energi bersih. Dengan demikian, hal tersebut juga berdampak pada rencana pembangunan proyek kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur, berkapasitas 300 ribu bph yang akhirnya dibatalkan.

"Oleh dasar itu, kami mereview kembali waktu itu rencana pembangunan empat RDMP dan dua GRR. Dengan adanya kebijakan mengenai pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan), kami review kembali kebutuhan kilang tersebut, sehingga dua tahun lalu kilang baru hanya tinggal satu, yang Bontang dibatalkan," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (29/3/2022).

Setidaknya, perusahaan hanya akan fokus merampungkan lima proyek kilang, di antaranya adalah satu proyek GRR di Tuban dan empat RDMP yakni di Kilang Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumai. Sejumlah proyek kilang tersebut ditargetkan rampung sepenuhnya pada 2027 mendatang.

Nicke merinci tambahan kapasitas 425 ribu barel per hari tersebut nantinya didapat dari tambahan kapasitas 100 ribu barel per hari dari RDMP Kilang Balikpapan. Kemudian, 25 barel per hari dari RDMP Kilang Balongan, dan 300 ribu barel per hari dari Kilang Tuban.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina