Wow! Permintaan BBM dan LPG RI Mulai Rebound, Jadi Segini..
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mencatat adanya kenaikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied petroleum gas (LPG) di dalam negeri. Hal tersebut seiring mulai menggeliatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara termasuk Indonesia.
SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba mengatakan permintaan minyak mentah secara global pada periode 2020 hingga 2022 masih lemah bila dibandingkan 2019. Namun demikian, permintaan minyak mentah mulai mengalami pertumbuhan pada 2023.
"2023 sudah di atas 2019, jadi kurang lebih secara global 102 juta barel per hari. Nah di Indonesia juga demikian di tahun 2023 ini permintaan BBM maupun LPG sudah lebih tinggi pastinya dari 2022 dan ini juga sudah lebih tinggi dari 2019. Jadi sejalan pertumbuhan ekonomi nasional permintaan BBM maupun LPG terus meningkat," ujar Daniel dalam Energy & Mining Outlook, dikutip Jumat (24/2/2023).
Menurut Daniel hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian di Indonesia mulai mengalami pertumbuhan. Oleh sebab itu, Pertamina harus mengimbanginya dengan keandalan supply BBM maupun LPG di dalam negeri.
"Kita memastikan agar kilang-kilang yang kita operasikan dalam negeri lebih baik performance-nya tidak terjadi un schedule shutdown. Produk produk BBM yang berkualitas terus kita tingkatkan dengan kapasitas yang ada, pertama kita lakukan seleksi minyak mentah untuk bahan bakunya, kedua meningkatkan performa dari kilang itu sendiri," katanya.
Seperti diketahui, kuota BBM di dalam negeri seperti Pertalite misalnya pada 2023 mengalami kenaikan menjadi 32 juta kilo liter (kl) dari perkiraan penyerapan Pertalite pada 2022 yang sebesar 29,48 juta kl. Hal tersebut diungkapkan Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra.
Mars mengatakan, pihaknya telah memperoleh surat penugasan dari pemerintah untuk menyalurkan BBM Pertalite pada 2023 ini. Seperti diketahui, Pertalite merupakan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
Sementara itu, untuk kuota Solar subsidi pada 2023 ini mencapai 16 juta kl. "BBM subsidi sudah ada kuotanya. Untuk minyak Solar sekitar 16 juta kl. Untuk Pertalite ini kan sebetulnya kuotanya kan Pertalite ini JBKP ya, ini volumenya masih dapat penugasan dari pemerintah sekitar 29-32 juta kl," ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (04/01/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan, kuota BBM subsidi ini akan dievaluasi setiap tiga bulannya. "Kalau kuota ini kan tiap tiga bulan ada review, verifikasi volume dan kita mendapatkan penugasan dari BPH Migas, itu SK-nya tiap triwulan," ucapnya.
(pgr/pgr)