Energy & Mining Outlook 2023

Pengolahan Flare Gas Butuh Dukungan, Ini Kata Industri

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Kamis, 23/02/2023 18:35 WIB
Foto: Presiden Direktur PT Mirah Ganal Energi Kadafi Yahya, dalam Energy & Mining Outlook 2023 mengusung tema "Menuju Kemandirian Energi & Hilirisasi Tambang RI" pada Kamis, (23/2). (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengolahan flare gas atau gas suar bakar membutuhkan insentif dan kepastian bahan baku agar terus berkembang. Presiden Direktur PT Mirah Ganal Energi Kadafi Yahya mengatakan flare gas bisa diolah menjadi LNG dan LPG, dan bisa dimanfaatkan kembali.

Menurutnya dibutuhkan insentif dari sisi finansial dan kepastian bahan baku agar pengolahan flare gas bisa semakin masif. Saat ini, Kadafi mengakui kontribusi pengolahan flare gas masih sangat kecil.

"Mengolah sesuatu yang sifatnya waste atau flare itu butuh cost yang cukup besar dan nilai keekonomiannya akan sulit, makanya kita gabungkan dengan mengurangi pembakaran," ujar Kadafi dalam Energy & Mining Outlook 2023, Kamis (23/2/2022).


Selama ini, dukungan keuangan kebanyakan berasal dari organisasi. Jika ada dukungan lebih dari pemerintah, menurutnya, bisa berkembang dalam jangka panjang.

"Apalagi pemerintah sudah mencanangkan mikro atau mini refiner 2017, sejak dibukanya perizinan ini swasta boleh bangun kilang kecil, tapi sebenarnya masih sangat minim," ujarnya.

Kadafi mengatakan dukungan finansial untuk pengolahan flare gas masih sangat kecil, karena masih dipertanyakan kestabilan. Jika ada dukungan, dan asupan, bahan baku dari SKK migas kepada pemain lainnya bisa berkembang.

"Selanjutnya produk ini akan kembali ke Pertamina sendiri, mereka akan jadi main buyer sebelum ke masyarakat. Kalau mereka bisa support juga jadi stand by buyer akan lebih memudahkan lagi," kata Kadafi.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini