
"Harta Karun" Rusia Ini Kebal Sanksi, Bukan Minyak & Gas Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia - Tepat hari ini setahun lalu, Rusia melancarkan invasi ke Ukraina. Serangan yang diklaim sebagai operasi militer khusus ini membuat Rusia 'banjir' sanksi ekonomi dan politik dari banyak negara, khususnya sekutu Amerika Serikat.
Sanksi tersebut juga berdampak pada berbagai komoditas ekspor Rusia. Termasuk salah satunya adalah berlian.
Dalam catatan World Top Export, berlian berada di posisi ke-13 dalam keseluruhan ekspor Rusia. Dan berada di posisi pertama untuk ekspor non migas dengan total perdagangan US$ 4,5 miliar pada 2021.
Namun, adanya sanksi tak membuat berlian mati suri. Kenapa?
Menurut Statista, Rusia mampu mengirimkan 600 juta karat sepanjang 2022 atau masa perang dengan total perdagangan sebesar US$ 1,1 juta. Bahkan, mengutip laman JCK, angka tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$ 1 juta.
Hal ini menjadikan predikat Rusia sebagai penyedia berlian terbesar di dunia tidak tergantikan sepanjang waktu. Lalu, mengapa bisnis berlian Rusia masih tetap berkilau di dunia?
Sebelumnya, bisnis berlian Rusia dikelola oleh BUMN bernama Alrosa yang secara langsung menyumbang pendapatan negara. Mengutip Reuters, atas dasar inilah Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa pemerintahan asing lainnya, berupaya membatasi ruang gerak bisnis Alrosa di dunia.
Mereka berbondong-bondong membekukan aset dan melarang transaksi berbagai perusahaan dengan Alrosa. Namun, menurut Kathleen van Brempt dan Vicky Reynaert di Euobserver, kebijakan ini menjadi sia-sia karena pasar utama Alrosa bukanlah negara-negara yang memboikot bisnis berlian asal Rusia.
Tercatat tiga negara utama yang jadi pasar Alrosa adalah Belgia, India, dan Israel. Ketiga negara ini terkenal dekat dengan Rusia dan tidak mau berpihak pada AS dan sekutunya.
India adalah negara pemoles berlian terbesar di dunia yang mengandalkan berlian Rusia sebagai bahan baku. Sedangkan, Israel menurut pengamat Timur Tengah Ramzy Baroud di Arabnews, "berada di posisi sulit karena dekat dengan AS, tetapi masih melihat Rusia sebagai 'kartu' penting perdagangan".
Lalu, Belgia lebih dari dua negara itu. Negara yang beribukota di Brussels ini menjadikan berlian sebagai penopang ekonominya. Di sana ada kota pusat perdagangan berlian bernama Antwerpen. Mengutip laman Politico, di Antwerpen berlian Rusia, baik yang sudah diolah atau belum, menjadi 'harta karun' yang tak tergantikan.
Maka, ketika pemerintah asing menekan Brussels untuk menolak berlian Rusia, jelas ditolak. Meski pada sisi lain, tekanan dari negara lain kepada Alrosa membuat bisnis Antwerpen anjlok.
Berbagai tekanan yang terjadi membuat Alrosa harus putar cara agar tetap hidup. Lantas, ditemukan cara baru nan cerdik.
Mengutip Bloomberg, Alrosa menawarkan skema baru pembelian berlian. Jika sebelumnya tidak semua pembeli dapat memilih berlian, kini pembeli diperbolehkan memilih paket berlian yang disediakan Alrosa.
"Hal in ini membuat segelintir pembeli India dan Belgia mengambil volume besar dengan persyaratan yang menguntungkan, yakni memilih berlian yang mereka butuhkan dari Alrosa," tulis Bloomberg.
Karena sudah dibeli itulah, berlian Rusia masuk ke dalam rantai produksi yang sulit sekali di boikot. Berlian Rusia itu dipotong, dipoles dan dibentuk di negara lain. Ketika sudah berbentuk perhiasan, seperti cincin, kalung, dan anting, negara tersebut mengirimkannya ke Barat dan ada di etalase toko-toko berlian di New York, London, Paris, dan sebagainya.
Jadi, secara tidak langsung, Barat juga tetap menikmati hasil keuntungan dari berlian Alrosa. Dan, Rusia tetap mendapat keuntungan dari penjualan berlian.
Cara ini memang cerdik, tetapi tidak melanggar sanksi. Atas dasar inilah, nasib berlian sama seperti perlarangan migas. Dia terus berlanjut dan menjadi simbol negara-negara barat yang menempatkan kepentingan nasional mereka di atas kepentingan Ukraina.
Lalu, apa solusinya agar bisnis Alrosa mati?
Menurut Tom News dari Antwerp World Diamond Centre, "Sanksi bukanlah solusi. Dibutuhkan kerangka kerja transparansi internasional yang bisa memutus bisnis Alrosa ke pasar global."
Maksudnya, dibutuhkan kerjasama dari negara-negara penerima terbesar berlian Rusia untuk tidak membeli lagi barang dari sana. Namun, ini tentu bukan hal mudah.
(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Negara Eropa Usulkan Sanksi Baru Menyasar Berlian Rusia
