RI Kalah Digugat Uni Eropa di WTO, Jokowi Beri Pesan Menohok!
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tak gentar menghandapi gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), perihal kebijakannya melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri.
Sebagaimana diketahui, saat ini memang pemerintah sedang mengajukan banding atas kekalahan gugatan yang resmi keluar pada Oktober 2022.
Atas hal itu, Presiden Jokowi memberikan pesan menohok kepada Uni Eropa. Bahwa, pihaknya tidak akan mundur terkait gugatan tersebut.
"Tahun kemarin kita kalah digugat oleh Uni Eropa. Tapi saya sampaikan pada menteri jangan juga berhenti. Lawan! sehingga kita banding, gak tau kalau nanti banding kalah lagi. tapi kalau kita belok jangan berharap negara ini menjadi negara maju," pesan Presiden Jokowi dalam acara Pembukaan Muktamar XVII PP Pemuda Muhammadiyah, Rabu (22/2/2023).
Tak mundur sampai di situ, selain larangan ekspor nikel, pada pertengahan tahun ini atau Juni 2023, Presiden Jokowi akan melarang ekspor bijih bauksit ke luar negeri. "Nanti digugat lagi, pasti ada yang gugat lagi. Ya kita lawan lagi kalah ya tetap maju terus jangan kalah kita belok percaya saya," tandas dia.
Di waktu yang sama, Presiden Jokowi juga menyiapkan jurus untuk merealisasikan Indonesia menjadi negara maju, caranya dengan membentuk ekosistem yang dibutuhkan oleh negara-negara lain seperti misalnya ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
Presiden Jokowi mengatakan, berkaca pada negara tetangga seperti Taiwan dan Korea Selatan dan Jepang, di mana negara-negara tersebut bisa melakukan loncatan menjadi negara maju. Ia juga enggan berkaca kepada negara-negara di Amerika Latin yang sejak lama atau sejak tahun 1950 - 1960-an masih bertahan di negara berkembang.
"Saya lihat apa sebabnya, ternyata mereka memiliki barang, memiliki produk yang dihasilkan SDM mereka yang menyebabkan negara lain tergantung pada dia. Kita sekarang negara berkembang tapi keinginan untuk menjadi negara maju itu harus, dengan cara apapun harus," ungkap Jokowi.
Jokowi mengungkapkan kenapa Korea Selatan bisa meloncat menjadi negara maju. Ia bilang, bahwa Korsel memiliki digital komponen yang semua negara semua perusahaan membutuhkan. Sementara Taiwan memproduksi chip yang semua negara dan perusahaan besar butuh dan tergantung pada mereka.
"Oleh sebab itu kita juga harus memiliki produk barang yang negara lain tergantung pada kita," terang Jokowi.
Untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju, kata Jokowi, Indonesia memiliki bahan mentah dalam pembuatan baterai kendaraan listrik atau EV. Di mana kelak, baterai kendaraan listrik ini akan menjadi ekosistem yang dibutuhkan oleh negara-negara lain.
"Karena kita nikel punya, nikel kita memiliki, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki, bauksit kita memiliki, karena semua komponen yang dibutuhkan untuk mobil listrik itu ada di Indonesia," ungkap Presiden Jokowi.
Hanya saat ini, kata Presiden Jokowi, yang dibutuhkan Indonesia bagaimana mengintegrasikan nikel yang ada di Sulawesi, tembaga yang ada di Sumbawa dan Papua, Timah di Bangka Belitung serta Kalimantan Barat menjadi barang yang namanya EV baterai dan ekosistem yang lebih besar lagi.
"Menjadi mobil listrik yang ke depan itu semua negara akan membutuhkan dan nilai tambah yang kita akan dapat itu bisa berlipat lipat. Jangan sampai kita sudah berpuluh-puluh tahun bahkan beratus tahun dari zaman voc yang diekspor itu selalu bahan mentah, selalu raw material sehingga nilai tambah kita gak punya," ungkap Jokowi.
(pgr/pgr)