Wow! MIND ID Cetak Laba Rp 22 Triliun di 2022

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 22/02/2023 15:23 WIB
Foto: Dok Mind ID

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID mencatatkan pendapatan di atas Rp 120 triliun sepanjang 2022 kemarin. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 93,75 triliun.

Peningkatan pendapatan tersebut membuat laba bersih perusahaan pada tahun 2022 tembus hingga Rp 22 triliun. Hal itu melonjak dibandingkan tahun 2021 yang hanya Rp 14,33 triliun.

"Ketika pak Jokowi tugaskan maka pak Erick tugaskan ke kita buat roadmap hilirisasi termasuk roadmap EV industri. Sehingga kita lakukan refocusing capex kita untuk diarahkan ke sektor itu. Kita punya bottom line pencapaian MIND ID Rp 22 triliun tahun kemarin," kata Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan kepada CNBC Indonesia dalam acara Closing Bell, dikutip Rabu (22/2/2023).


Adapun pada tahun 2023 ini, perusahaan menargetkan laba bersih bisa tembus Rp 30 triliun. Melonjak signifikan dibandingkan capaian pada tahun 2022. "Tahun ini bottom line Insya Allah Rp 30 triliun. 3 tahun lagi Insya Allah masuk global funded fortune. Jadi kita punya rasio sangat likuid untuk ekspansi di bidang EV," kata Dany.

Seperti diketahui, MIND ID sendiri telah menyusun peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri. Adapun peta jalan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dimulai dari tahun 2022-2023.

Dimana pada periode tersebut perusahaan bakal mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.

Kemudian dilanjutkan pada periode 2023-2024 pihaknya melalui IBC bakal memulai produksi baterai pertamanya untuk kendaraan roda dua. Oleh sebab itu, IBC melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi Gesits.

"Maka 2023 sampai 2024 kita ambil kendaraan roda dua ambil lesson nya makanya kita beli Gesits. Gesits sebagai bagian dari strategi anorganiknya dari IBC untuk akuisisi supaya kita menguasai dulu manufaktur nya," kata Dany.

Dany pun optimistis pasar Gesits mempunyai value added atau nilai tambah dibandingkan dengan pabrikan otomotif lainnya. Terutama untuk pengembangan kendaraan listrik roda dua.

"Lalu sampai 2025 kita buat baterai cell, ada EV infrastruktur sudah settle. Nah 2025 nikel sudah ada HPAL udah kuasai baru 2026 kita punya model kendaraan yang bisa lakukan penetrasi pasar di dalam negeri maupun ekspor baik itu roda dua dan roda empat," kata dia.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Restu Widiyantoro Ditunjuk Jadi Direktur Utama PT Timah (TINS)