Ramai Investor Dunia Antre Kerja Sama Dengan RI Bikin Baterai

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
22 February 2023 14:50
Presiden Joko Widodo secara resmi memulai tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi pada Rabu, 8 Juni 2022, di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo secara resmi memulai tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi pada Rabu, 8 Juni 2022, di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Pertambangan MIND ID membeberkan, bahwa saat ini cukup banyak investor yang tertarik untuk bekerja sama dengan pihaknya, khusunya dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Namun demikian, saat ini perusahaan cukup selektif memilih kepada investor mana untuk dapat diajak kerja sama.

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan banyak investor yang menawarkan proyek kerja sama dengan anak usaha holding baterai listrik yakni Indonesia Battery Corporation (IBC). Namun, perusahaan hanya fokus kepada mitra yang bersedia melakukan transfer teknologi dan pengetahuan terkait pengembangan proyek baterai.

"Banyak partner yang berminat dengan IBC tapi kita pilih pilih karena komitmennya transfer teknologi dan knowledge dan juga sampai kepada prekursor sampai juga pada baterai recylingnya sehingga ini kita harus ada partner yang komitmen sirkular ekonomi," ujar Dany dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip Rabu (22/2/2023).

Oleh sebab itu, pada periode 2022-2023 pihaknya mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture untuk pengembangan proyek baterai dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.

Mengingat kedua perusahaan tersebut telah mempunyai teknologi hidrometalurgi (high pressure acid leach/HPAL) untuk pengolahan bijih nikel yang dapat digunakan sebagai bahan baku baterai, kemudian pabrik prekursor baterai hingga proses daur ulang baterai. Ia pun berharap melalui kerja sama dengan kedua perusahaan ini terdapat proses transfer teknologi yang didapat Indonesia.

"Sehingga ini kita harus ada partner yang komitmen sirkular ekonomi. Jadi sirkular ekonomi jadi key success faktor untuk kita perkuat ekosistem EV. Nah roadmap pertama ini kita beresin dulu soal JV agreement nya. Karena sebagian investment company harus ada bentuk bisnis modelling yang kuat dulu di IBC nya," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Produksi Baterai Listrik Perdana di 2024, Ini Targetnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular