Malang Nasib RI! Jokowi Banting Tulang, Target Masih Meleset
- Pemerintahan Jokowi memasang banyak target ambisius pada RPJMN 2020-2024
- Pandemi Covid-19 membuat banyak target sulit tercapai
- Pertumbuhan ekonomi dang tingkat kemiskinan adalah beberapa target yang melenceng jauh dari ekspektasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan sejumlah target ambisius melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Hingga akhir 2022, realisasi sejumlah target ambisius tersebut banyak yang jauh dari harapan. Namun, sebagian pencapaian jauh lebih impresif dibandingkan targetnya.
Target yang paling meleset tentu saja pertumbuhan ekonomi. Dalam dokumen RPJMN 2022, pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi sangat tinggi yakni 6,6-7%.
Selain target yang ambisius, pemerintah juga memasang dua skenario bagi pertumbuhan moderat dan optimis. Dalam skenario moderat, ekonomi akan tumbuh rata-rata 5,7% pada 2020-2024 sementara dalam target optimis sebesar 6%.
Namun, realisasi pertumbuhan jauh di bawah target. Dalam periode 2020-2022, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,05% atau sepertiga dari target.
Beberapa faktor yang menghancurkan target pemerintah adalah rendahnya pertumbuhan konsumsi, belanja pemerintah, hingga yang paling menyedihkan investasi.
Pemerintah memperkirakan rata-rata pertumbuhan konsumsi mencapai 5,4-5,6% pada 2020-2024 tetapi realisasinya hanya 1,44% hingga 2022.
Investasi semula diharapkan jadi sumber pertumbuhan ekonomi dan bisa tumbuh rata-rata 6,6-7% pada 2020-2024. Kenyataannya investasi hanya tumbuh 0,9% hingga tahun lalu.
Di sisi lain, pertumbuhan ekspor dan impor jauh di atas target. Rata-rata target ekspor pada 2020-2024 hanya tumbuh 4,7-4,9%. Namun, realisasinya hingga 2022 sudah mencapai 8,6%.
Demikian juga dengan impor yang mampu tumbuh 7,34% pada 2020-2024, jauh di atas target di RPJMN (4,7-4,8%).
(mae)