
'Ramalan' Baru Perang Rusia-Ukraina, Kelar Paling Cepat 2027

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia di Ukraina diprediksi bakal berlangsung setidaknya hingga 2027 atau bahkan mungkin lebih lama lagi. Hal ini disampaikan oleh mantan komandan pasukan Rusia, Andrey Gurulyov.
Ramalan Gurulyov muncul saat mantan komandan tersebut ditanya terkait persenjataan militer Rusia selama perang.
"Akhir perang ini mungkin memakan waktu lama. Secara umum, saya perkirakan 2027-2030, bukan lebih awal," kata Gurulyov, yang juga anggota Duma Negara, dikutip dari Newsweek pada Senin (20/2/2023).
Awal bulan ini saat tampil di TV pemerintah Rusia, Gurulyov menolak kedaulatan Ukraina, dengan mengatakan bahwa negara yang dilanda perang itu adalah milik Rusia.
"Kita harus menutup topik Ukraina untuk selamanya dan mengakui bahwa denazifikasi dan demiliterisasi akan menutup Ukraina sebagai proyek untuk selamanya," katanya. "Pernah ada, tapi sekarang tidak lagi."
Gurulyov juga menggambarkan pendudukan Ukraina sebagai "hal terpenting yang harus dicapai hari ini".
Masih belum jelas kapan perang yang dimulai pada Februari 2022 akan berakhir dan dengan syarat apa. Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa Kremlin sedang mempersiapkan warga untuk menghadapi konflik selama bertahun-tahun.
Sosiolog Grigory Yudin mengatakan bahwa Moskow sedang mempersiapkan Rusia untuk perang eksistensial yang besar, dan bahwa sistem pendidikan di negara itu berkembang untuk mencapai tujuan tersebut.
"Kita berbicara tentang transformasi pendidikan yang radikal dan lengkap untuk memobilisasi pemuda Rusia untuk berperang," kata Yudin. "Saat ini pendidikan memiliki dua fungsi-propaganda dan pelatihan militer dasar."
Sementara itu, pasukan Presiden Vladimir Putin saat ini bersiap untuk meluncurkan serangan baru di musim semi. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg belum lama ini mencatat bahwa pemimpin Rusia tidak berencana untuk mengakhiri perang dalam waktu dekat.
Awal pekan ini, Stoltenberg mengatakan bahwa serangan baru Rusia di Ukraina timur dimulai dengan pasukan yang semakin dekat untuk menguasai kota strategis Bakhmut di wilayah Donbas.
"Kami tidak melihat tanda apa pun bahwa Presiden Putin sedang mempersiapkan perdamaian... Apa yang kami lihat adalah Presiden Putin dan Rusia masih ingin mengendalikan Ukraina," kata kepala NATO itu.
"Kami melihat bagaimana mereka mengirim lebih banyak pasukan, lebih banyak senjata, lebih banyak kemampuan. Kenyataannya adalah kami sudah melihat dimulainya [serangan baru]," tambahnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri