AS Lempar Tuduhan Keras ke China soal Rusia, Hubungan Memanas
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) menuduh China mempertimbangkan untuk mempersenjatai Rusia dalam perangnya melawan Ukraina. Hal tersebut meningkatkan ketegangan jelang satu tahun perang.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken melontarkan tuduhan tersebut karena hubungan AS-China telah diuji lebih lanjut oleh Washington yang menembak jatuh balon 'mata-mata' China pada bulan ini.
Uni Eropa juga membunyikan alarm atas amunisi dalam konflik Ukraina, mengatakan bahwa kekurangan amunisi parah yang dihadapi pasukan Ukraina harus diatasi dalam beberapa minggu.
Blinken mengatakan kepada CBS bahwa China sekarang "mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan" ke Moskow mulai dari "amunisi hingga senjata itu sendiri."
"Kami telah menjelaskan kepada mereka bahwa itu akan menyebabkan masalah serius bagi kami dan hubungan kami," tuturnya, dilansir Reuters, Senin (20/2/2023).
Dia membuat komentar serupa dalam serangkaian wawancara dari Jerman, di mana pada hari Sabtu dia menghadiri Konferensi Keamanan Munich dan bertemu dengan mitranya dari China, Wang Yi.
Juga di konferensi Munich, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengeluarkan peringatan keras tentang berkurangnya persediaan peluru dan amunisi serupa di Ukraina saat melawan balik serangan Rusia.
"(Mari) percepat dukungan militer kita ke Ukraina karena Ukraina berada dalam situasi kritis dari sudut pandang dengan amunisi yang tersedia," kata Borrell.
"Kekurangan amunisi ini harus diselesaikan dengan cepat, hanya dalam hitungan minggu."
Ada kekhawatiran China memperdalam hubungan dengan Rusia. Namun, Wang bersikeras bahwa Beijing memainkan peran konstruktif, dan akan mendukung dialog dan potensi pembicaraan damai.
(luc/luc)