Harga Bahan Bangunan to The Moon, Penjualan Rumah Lesu

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
17 February 2023 21:45
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan bahwa penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV-2022 tumbuh melambat.

Hal ini tecermin dari penjualan properti residensial yang hanya tumbuh sebesar 4,54% (yoy) pada triwulan IV-2022, angka ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,58% (yoy).

Dilansir dari keterangan resmi Bank Indonesia (BI), perkembangan penjualan pada triwulan IV 2022 yang melambat terutama disebabkan oleh penurunan penjualan tipe rumah menengah yang terkontraksi sebesar -18,88% (yoy).

Penjualan rumah kecil dan besar tercatat tumbuh melambat sebesar 14,44% (yoy) dan 17,28% (yoy), lebih rendah dari 30,77% (yoy) dan 19,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Responden menyampaikan bahwa sejumlah hambatan dalam penjualan properti residensial primer dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karena kenaikan harga bahan bangunan, masalah perizinan atau birokrasi, suku bunga KPR, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR, dan masalah perpajakan.

Sementara itu, secara triwulanan, penjualan pada triwulan IV-2022 mengalami kontraksi sebesar -7,22% (qtq). Kontraksi penjualan rumah secara triwulanan tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan pada seluruh tipe rumah, yaitu tipe kecil -4,55% (qtq), tipe menengah -19,50% (qtq), dan tipe besar -15,77% (qtq).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Tanah di IKN Sudah Tembus Rp 2 Juta/Meter Persegi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular