
Ancaman Ngeri Rusia ke Ukraina, Kota Ini Diramal Jatuh April

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok tentara paramiliter Rusia, Wagner, memberikan peringatan terbaru kepada Ukraina. Hal ini disampaikan oleh pemimpin kelompok itu, Yevgeny Prigozhin.
Peringatan ini terkait salah satu kota yang menjadi medan perang paling parah selama pertempuran antara kedua negara, Bakhmut. Menurut Prigozhin, kota itu akan direbut oleh Rusia pada April mendatang tergantung dari berapa banyak orang yang masuk menjadi anggota kelompok itu.
"Karena banyak sekali masalah yang harus diselesaikan. Tentu juga akan tergantung pada apakah kita terus berdarah," katanya, merujuk pada berakhirnya perekrutan narapidana, dikutip dari Reuters, Jumat (17/2/2023).
Dalam pertempuran yang dipimpin oleh kelompok Wagner, Rusia telah berbulan-bulan menggempur dan mengepung Bakhmut. Sebagian besar populasi sebelum perang sekitar 70.000 orang telah pergi, meninggalkan tentara Ukraina yang bertahan.
Penangkapan Bakhmut akan memberi Rusia batu loncatan untuk maju ke dua kota besar, Kramatorsk dan Sloviansk, lebih jauh ke barat di Donetsk. Tetapi Ukraina dan sekutunya mengatakan merebut Bakhmut akan menjadi tugas sulit bagi Moskow mengingat banyaknya nyawa yang melayang dalam mengambil kota itu.
Sementara itu, Rusia dilaporkan juga terus melakukan serangan udara ke wilayah Ukraina. Pada Kamis, Rusia menghujani rudal di wilayah milik Kyiv dan menyerang kilang minyak terbesarnya.
"Mengikuti pola pemboman besar-besaran setelah pertempuran Ukraina atau keuntungan diplomatik, Rusia meluncurkan 36 rudal pada dini hari. Sekitar 16 ditembak jatuh," kata Angkatan Udara Ukraina.
Didukung oleh puluhan ribu pasukan cadangan, Rusia telah mengintensifkan serangan darat di selatan dan timur Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini terjadi saat perang Rusia-Ukraina telah mendekati setahun di tanggal 24 Februari mendatang.
Tahun lalu, perang Rusia-Ukraina dimulai saat pasukan Moskow menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Presiden Negeri Beruang Putih, Vladimir Putin, beralasan bahwa serangan ini dilatarbelakangi niatan Kyiv untuk bergabung dengan NATO, yang menjadi salah satu ancaman bagi negaranya.
Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina dan juga mempertahankan wilayah Krimea yang telah dianekasasi sejak 2014. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.
Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang, menghancurkan kota-kota Ukraina, menggoyahkan ekonomi global, dan membuat jutaan orang mengungsi. Jerman mengatakan 1,1 juta orang tiba dari Ukraina pada 2022, melebihi gelombang migran pada 2015-2016 lalu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! Kesaksian Horor Tentara Bayaran Rusia di Ukraina
