Bahlil Blak-blakan Soal Nasib Investasi LG di Baterai EV RI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 17/02/2023 10:20 WIB
Foto: Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia Saat Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022 Hilirisasi dan Kemitraan untuk Investasi Berkeadilan. (Tangkapan Layar via Youtube Kementerian Investasi - BKPM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka-bukaan terkait kelanjutan investasi raksasa perusahaan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) asal Korea Selatan yaitu LG Energy Solution (LGES) di Indonesia.

Bahlil membantah adanya kabar bahwa LGES mundur dari konsorsium pabrik baterai EV di Indonesia. Dia mengatakan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan MIND ID untuk memastikan kebenaran atas kemungkinan mundurnya LGES dari proyek baterai EV di Indonesia.

Bahlil pun memastikan semuanya masih terkendali dan berjalan sesuai dengan rencana.


"Empat hari lalu saya rapat sama LG di kantor ini. Urusan LG di Kementerian Investasi, bukan di tempat lain. Proses tentang LG gak ada perubahan sama sekali, tetap jalan, yang berubah anggota konsorsiumnya," jelasnya saat konferensi pers, Kamis (16/02/2023).

Dia menjelaskan bahwa kemungkinan memang ada perubahan anggota konsorsium yang merupakan urusan internal perusahaan. Bahlil mengakui bahwa memang ada informasi perubahan anggota konsorsium dari internal konsorsium perusahaan.

"Kalau anggota konsorsium kan urusan internal mereka. Memang mereka laporkan ada perubahan di konsorsium yang mungkin tadinya empat jadi lima (perusahaan). Itu aksi korporasi biasa," tuturnya.

Namun yang jelas, Bahlil menjelaskan bahwa semua masih berjalan sesuai dengan rencana. Dia mengatakan bahwa dalam proyek pembuatan baterai EV itu sudah digelontorkan investasi hingga US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 15,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.128 per US$).

"(Industri baterai EV) 10 Giga-nya sudah bangun di Karawang, masa konstruksi selesai 2023, bagaimana batal coba? Investasi sudah kucur US$ 1 billion lebih itu," tegasnya.

Sebelumnya, Manajemen Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID buka suara perihal kemungkinan mundurnya LG Energy Solution (LGES) dari rencana investasi membangun pabrik baterai EV di Indonesia.

Kepala Divisi Institutional Relations MIND ID Niko Chandra menjelaskan bahwa saat ini masih dilakukan proses diskusi di internal konsorsium LGES terkait keterlibatannya dalam pembangunan industri baterai EV di Indonesia.

Seperti diketahui, mulanya LGES berencana membentuk perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), anak usaha MIND ID, dan Indonesia Battery Corporation (IBC).

"Kondisi yang ada saat ini terdapat proses diskusi di internal konsorsium LGES terkait dengan komposisi partisipasi antar member konsorsium LGES, mengenai keterlibatan pada pembangunan setiap lini pada rantai industri EV battery," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/2/2023).

Dia mengatakan, akan ada diskusi lanjutan bersama konsorsium LGES setelah finalisasi komposisi dan bentuk kerja sama ditentukan.

"Proses diskusi lanjutan akan dilaksanakan setelah ada finalisasi komposisi dan bentuk kerja sama dari sisi konsorsium LGES," jelasnya.

Hal tersebut menurutnya mengingat Antam sudah menyelesaikan proses spin off atau pemisahan anak perusahaan dari induk perusahaan yang menghasilkan perusahaan baru dari konsesi tambang nikel sebagai salah satu bentuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.

"MIND ID melalui Antam, siap untuk melanjutkan proses diskusi kerja sama dengan konsorsium LGES, mengingat Antam telah menyelesaikan proses spin off konsesi nikel kepada anak usaha Antam yang akan dikerjasamakan dalam proyek pengembangan EV battery," jelasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Terancam Banjir Limbah Baterai EV Dalam 3 Tahun