Internasional

Penduduk Negara Ini Bakal Salip China Tapi Ga Tahu Jumlahnya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 15/02/2023 18:07 WIB
Foto: Ilustrasi G20 di India. (Hindustan Times via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dua bulan, India diproyeksikan menjadi negara terpadat di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 1,4 miliar orang. Uniknya, dalam setahun ke depan, negara di Asia Selatan ini diprediksi tidak akan tahu berapa banyak jumlah penduduknya karena belum dapat menghitungnya.

Diketahui sensus di India dilakukan sekali dalam satu dekade dan harusnya dilaksanakan pada 2021. Namun ini tertunda karena pandemi Covid-19.

Kini, saat Covid-19 melandai, perhitungan terhambat akibat rintangan teknis dan logistik serta tidak ada tanda-tanda akan segera dimulai. Para ahli mengatakan keterlambatan memperbarui data seperti lapangan kerja, perumahan, tingkat melek huruf, pola migrasi dan kematian bayi, mempengaruhi perencanaan sosial dan ekonomi serta pembuatan kebijakan India.


Rachna Sharma, rekan di Institut Nasional Keuangan dan Kebijakan Publik, menyebut data sensus sangat diperlukan untuk studi seperti survei pengeluaran konsumsi dan survei angkatan kerja berkala. "Dengan tidak adanya data sensus terbaru, perkiraan tersebut didasarkan pada data yang berumur satu dekade dan kemungkinan memberikan perkiraan yang jauh dari kenyataan," kata Sharma, mengutip CNBC International, Rabu (15/2/2023).

Seorang pejabat senior di Kementerian Statistik dan Pelaksanaan Program mengatakan data sensus terakhir dihitung di tahun 2011. Tapi itu digunakan hingga kini untuk proyeksi dan perkiraan yang diperlukan untuk menilai pengeluaran pemerintah saat ini.

 

Dua pejabat pemerintah lainnya, satu dari kementerian dalam negeri federal dan satu lagi dari kantor Panitera Jenderal India, mengatakan penundaan itu sebagian besar disebabkan oleh keputusan pemerintah. Ini terkait soal penyempurnaan proses sensus dengan membuatnya "sangat mudah" dengan bantuan teknologi.

Sementara pejabat kementerian dalam negeri mengatakan perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengumpulkan data sensus pada aplikasi ponsel harus disinkronkan dengan basis data identitas yang ada. Termasuk kartu identitas nasional, yang disebut Aadhaar, yang memakan waktu.

s former prime minister Shinzo Abe was shot dead during a campaign speech on July 8 -- an especially shocking assassination given the country's strict gun laws and low rates of violent crime. (Photo by Sajjad HUSSAIN / AFP) (Photo by SAJJAD HUSSAIN/AFP via Getty Images)" title="1241793437" />Foto: AFP via Getty Images/SAJJAD HUSSAIN
The Indian national flag flies half-mast at presidential palace Rashtrapati Bhavan in New Delhi on July 9, 2022, following the death of former Japanese Prime Minister Shinzo Abe. - World leaders have recoiled in horror after Japan's former prime minister Shinzo Abe was shot dead during a campaign speech on July 8 -- an especially shocking assassination given the country's strict gun laws and low rates of violent crime. (Photo by Sajjad HUSSAIN / AFP) (Photo by SAJJAD HUSSAIN/AFP via Getty Images)

Perlu diketahui, sebelumnya, sensus India dilakukan oleh sekitar 330.000 guru sekolah negeri yang pergi dari pintu ke pintu mendaftar semua rumah di seluruh negeri dan kemudian kembali dengan daftar pertanyaan kedua. Mereka mengajukan lebih dari dua lusin pertanyaan setiap kali dalam 16 bahasa dalam dua fase yang akan tersebar selama 11 bulan, menurut rencana yang dibuat untuk tahun 2021.

Jumlahnya akan ditabulasikan dan data akhir diumumkan beberapa bulan kemudian. Seluruh latihan diperkirakan menelan biaya 87,5 miliar rupee pada tahun 2019.

PBB sebelumnya telah memproyeksikan populasi India bisa menyentuh 1.425.775.850 pada 14 April 2023, menyusul China. Sensus terakhir pada 2011 telah menempatkan populasi India pada 1,21 miliar, yang berarti negara tersebut telah menambahkan 210 juta, atau hampir jumlah penduduk di Brasil, ke populasinya dalam 12 tahun.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspor Batu Bara RI ke China Turun Hingga 15%