Fenomena Mixue Bermunculan Kafe Malah Tutup, Ini Penjelasanya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 February 2023 15:33
Selain di kawasan Cireundeu, gerai Mixue juga ramai di pusat perbelanjaan, salah satunya di Gandari City. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Selain di kawasan Cireundeu, gerai Mixue juga ramai di pusat perbelanjaan, salah satunya di Gandari City. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan es krim Mixue semakin mengepakkan sayap dengan membuka gerai baru yang kian ekspansif di berbagai kota. Hal ini terjadi saat beberapa bisnis restoran dan kafe justru mulai menutup gerainya.

Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengungkapkan bahwa beberapa restoran memang ada yang menutup gerainya. Namun, ada juga yang merubah konsep menjadi resto yang lebih kekinian.

"Restoran banyak yang ganti nama atau konsep, belum tentu tutup. Jadi perlu dilihat pengusahanya benar-benar tutup atau nggak, siapa tau tutup sambil ganti konsep usahanya. Kita sering melihat dari sisi brand tutup, nggak melihat langsung, apa bertukar atau pemilik baru," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/2/23).

Ada perbedaan jelas antara hotel dan restoran, dimana hotel-hotel tidak bisa diubah begitu aja karena konsep bangunan yang utuh. Berbeda dengan resto yang banyak ruang dimana setiap saat bisa mengganti konsep.

"Mungkin tiap 2 tahun ganti konsep dengan model yang diminati pasar atau tren berkembang. Ganti konsep tergantung tren apa, misal sekarang tren gelato mereka beli konsep mana yang bisa mereka jual lebih cepat dari sisi tren. Konsep bisnis itu ikuti tren nggak hanya bertahan," sebut Maulana.

Fenomena resto atau kafe tutup seperti yang terjadi pada beberapa gerai Warunk Upnormal belakangan bisa menjadi contoh terkini. Kondisi itu terjadi setelah pandemi Covid-19 dimana pendapatan yang menurun sementara biaya yang menjadi beban tetap besar, termasuk biaya sewa, baik restoran sendiri maupun di dalam pusat perbelanjaan.

"Setelah Covid, restoran punya konsep berbeda, khususnya di mal tergantung, tren mal meningkat karena sewa mal nggak murah juga, gimana mereka bisa bertahan, di mal itu bayar sewa dan seterusnya, itu jadi sesuatu yang sangat diperhatikan pengusaha resto, sehingga mereka yang punya cabang banyak lakukan efisiensi tutup beberapa gerai, kuatkan sinergi bisnisnya dulu," sebut Maulana.

Kondisi berbeda terjadi pada Mixue, dimana banyak gerainya yang dibuka dimana-mana. Pengusaha menilai hal ini terjadi karena produk yang ditawarkan Mixue unik ditambah banderol harga yang lebih murah.

"Mungkin karena dia (Mixue) murah, ya mirip-mirip rasanya enak, jadi oke lah. Cuma nggak tahu juga seberapa banyak punya margin bagus, saya nggak tahu," kata Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran, Emil Arifin kepada CNBC Indonesia.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mixue Belum Ada Sertifikat Halal, Kemenag Larang Pasang Logo!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular