Beras Bulog 'Dimaling' Ratusan Ton, Kok Bisa?

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
14 February 2023 09:00
Polda Banten mengamankan barang bukti dugaan penyimpangan distribusi beras impor premium milik Bulog di Polda Banten, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Polda Banten mengamankan barang bukti dugaan penyimpangan distribusi beras impor premium milik Bulog di Polda Banten, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Banten berhasil meringkus 7 tersangka diduga melakukan penyimpangan distribusi beras. Ketujuh tersangka tersebut adalah HS (36), TL (39), AN (58), BA (31), FA (42), HA (66), ID (30) dengan motif untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Turut diamankan barang bukti 350 ton beras, 50 bundel nota, dan barang bukti lainnya, hasil operasi pada 8-9 Februari 2023. 

Adapun penangkapan tersebut merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak (sidak) yang sebelumnya dilakukan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Buwas mengaku curiga adanya kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh pihak tertentu. gan harga lebih mahal ke konsumen.

"(Beras) Ini yang ditemukan oleh pihak Polda Banten sekarang ini jumlahnya 350 ton. Tapi jelas ini adalah beras dari Bulog dalam kegiatan OP (operasi pasar). Faktanya seperti dilihat karung ini yang belum diubah bajunya ada tulisan Vietnam (Thailand juga ada) ya itu yang kita impor, salah satu negara yang kita datangkan berasnya dari Vietnam. Mereka membeli beras Bulog Rp 8.300 per kg langsung diganti bajunya, dan dijual dengan harga premium. Otomatis masyarakat membeli Rp 12.000 per kg," kata Buwas kepada wartawan, dikutip Selasa (14/2/2023).

"Kejahatan, paling cepat paling lambat pasti terungkap. Polda, jajaran Polri satgas pangan tidak diam saja, akan dikembangkan di seluruh Indonesia," tambahnya.

Modus mengemas ulang hingga mengoplos beras Bulog dan dijual dengan harga tinggi dilakukan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Akibatnya, ujar Buwas, meski Bulog sudah mengguyur pasar dengan beras murah lewat operasi pasar, harga beras tak kunjung turun. 

"Beras tetap bertahan dengan harga mahal, dan rata-rata harga premium semua. Naluri polisi saya, oleh karena itu saya waktu itu sidak bersama wartawan dan saya menemukan pelanggaran itu seperti persis yang hari ini ditemukan," katanya.

Modus Maling Beras

Kapolda Banten RudyHeriyanto AdiNugroho kepada wartawan di Polda Serang, Banten, Jumat (10/2/2023) menjelaskan, tersangka melakukan modus dengan mengemas ulang atau repacking beras Bulog menjadi beras premium dengan berbagai merek, mengoplos beras Bulog dan beras lokal, menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET), memanipulasi delivery order (DO/ pengiriman) dari distributor maupun mitra Bulog, masuk ke tempat penggilingan padi seolah-olah merek sendiri, serta memonopoli sistem dagang (pemilik Rumah Pangan Kita/ RPK juga sebagai downline Bulog).

Sementara itu, upaya yang dilakukan kepolisian untuk menindaklanjuti kasus perkara tersebut dengan melakukan penyelidikan, penyidikan, penggeledahan dan penyitaan terhadap barang bukti yang ada hubungannya dengan tindak pidana, menyiapkan administrasi penyidikan, dan melakukan pemeriksaan saksi-saksi.

Selanjutnya, dilakukan melengkapi administrasi penyidikan, berkoordinasi dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU), dan melakukan Pengiriman Berkas Perkara.

Barang bukti nantinya akan disisihkan sebagai bahan pembuktian di pengadilan, setelah itu sisanya akan didistribusikan ke pasar supaya harga beras turun, khususnya di wilayah Banten.

Sebelumnya, Bulog memang mendapatkan penugasan untuk mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton untuk mengisi cadangan beras pemerintah (CBP) dalam rangka menjaga stabilisasi harga. 

Harga beras impor yang didatangkan Bulog dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar itu seyogianya dijual Rp8.300 per kg, sehingga di tingkat konsumen bisa setara HET yang dipatok Rp9.450 per kg. 


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gak Cuma Inflasi, Harga Beras 'Terbang' Mulai Bikin Ricuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular