Alert! Jelang Panen Raya Harga Beras Makin Menggila, Ada Apa?

Damiana, CNBC Indonesia
13 February 2023 12:02
Polda Banten mengamankan barang bukti dugaan penyimpangan distribusi beras impor premium milik Bulog di Polda Banten, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Polda Banten mengamankan barang bukti dugaan penyimpangan distribusi beras impor premium milik Bulog di Polda Banten, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras terpantau naik lagi hari ini, Senin (3/2/2023). Semakin menjauhi harga eceran tertinggi (HET) beras yang dipatok Rp9.450-12.000 per kg. Padahal sebentar lagi akan memasuki puncak panen raya yang diprediksi masuk di bulan Maret 2023.

Harga hari ini bahkan melampaui harga tertinggi beras tahun 2022 lalu. Di sisi lain, produksi beras tahun ini diprediksi bakal lebih rendah dibandingkan tahun 2022 lalu.

Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras premium naik Rp100 jadi Rp13.490 per kg dan beras medium naik Rp60 jadi Rp11.840 per kg.

Sepekan lalu, 6 Februari 2013, harga beras premium masih di Rp13.310 per kg dan beras medium di Rp11.680 per kg.

Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran.

Harga tertinggi hari ini terjadi Kalimantan Selatan mencapai Rp17.620 per kg beras premium dan Rp13.440 per kg di Sumatra Barat.

Sumber data yang sama menunjukkan, harga beras premium pada Februari 2022 masih Rp12.310 per kg dan beras medium di Rp10.810 per kg.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sebelumnya mengatakan, aksi pencurian 350 ton beras Bulog oleh 7 tersangka di Banten jadi salah satu pemicu harga beras bertahan mahal. Padahal, kata dia, Bulog sudah menggelontorkan ratusan ribu ton beras untuk mengintervensi lonjakan harga beras. Termasuk, bagian dari 500.000 beras yang diimpor sejak Desember 2022.


Petani Untung?

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas mengatakan, seharusnya kenaikan harga beras saat ini tak perlu digembar-gemborkan. Sebab, petani baru bisa menikmati efek kenaikan harga saat ini, meski tak semua petani dan tidak sebesar seharusnya. Akibat lonjakan biaya produksi seperti harga pupuk.

"Kalau bicara harga beras rata-rata untuk jenis medium menurut saya masih fine-fine saja. Berdasarkan PIHPS dari bulan Juli sampai 2 Februari 2023 naiknya hanya 9,7%. Kalau berdasarkan data Kementerian Perdagangan dari bulan Juli 2022 ke Februari 2023 itu naiknya hanya 10,6%," kata Andreas kepada CNBC Indonesia dikutip Senin (13/2/2023).

"Saat ini, petani menikmati untung, tapi nanti Maret jatuh lagi. Harga beras di tingkat petani saat panen raya itu bisa jatuh sekali. Jadi kenapa diributkan? Pemerintah meributkan dan itu jadi alasan impor? 6 bulan naiknya hanya 10,6%, hanya segitu," cetusnya.


Produksi 2023

Sementara itu, Andreas memprediksi, hasil panen beras nasional tahun 2023 ini bakal turun. Setidaknya bisa terkoreksi 5% dibandingkan tahun 2022.

"Produksi tahun 2023 turun, perkiraan saya turun 5%. Kemarin itu musim tanam pertama terganggu karena puncak-puncaknya La Nina, banyak jaringan tani kami harus tanam lagi. Di beberapa sentra produksi wilayah Pantai Utara pertanamannya rendah," jelasnya.

"Lalu diperkirakan akan masuk iklim normal, sehingga kemarau akan lebih cepat dari tahun lalu. Mungkin April sudah masuk kemarau, lalu Juni masuk El Nino," tambah Andreas.

Karena itu dia berharap segera melakukan antisipasi.

"Syukur-syukur bisa di bawah 5%. Naikkan kesejahteraan petani dengan naikkan HPP supaya gairah petani bertanam naik," pungkas Andreas.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) dan BPS mengungkapkan, produksi beras nasional tahun 2022 ditaksir mencapai 30,20 juta ton.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras Sudah Darurat! Di Atas Harga Eceran Tertinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular