Menteri Trenggono Genjot Produktivitas Udang, Raja Perikanan!

Martya Rizky, CNBC Indonesia
13 February 2023 11:45
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Kamis (29/4/2021). (dok. KKP)
Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Kamis (29/4/2021). (dok. KKP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan bahwa ada 4 komoditas unggulan menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di antaranya udang, lobster, kepiting, dan rumput laut.

Trenggono mengakui bahwa pengelolaan lahan budidaya dari komoditas unggulan tersebut masih tradisional, khususnya untuk udang. Padahal, lahan untuk budidaya udang itu sendiri, katanya, cukup besar dengan luas lahan sekitar 247.803 hektare.

"Ini lahan yang besar sekali, tapi ini pengelolaan lahannya masih tradisional, dengan tingkat produksi 0,6 ton per hektar, ini sangat rendah dan cenderung menurut saya tidak produktif. Sementara base practice itu di 40 ton per hektare," kata Sakti kepada CNBC Indonesia, Senin (13/2/2023).

Pilihan Redaksi

    Untuk mengatasi hal tersebut, kata dia, pihaknya tidak bisa begitu saja mengubah tambak existing yang dimiliki oleh masyarakat tradisional, seluas 247.803 hektar tersebut digeser menjadi 1 tambak supaya bisa mencapai base practice.

    "Itu butuh biaya yang sangat besar. Nah mungkin yang bisa dilakukan adalah dengan cara membuat modelling. Dengan modelling, diharapkan kemudian yang tambak existing (milik) masyarakat itu bisa di klaster dengan skala yang kecil, tapi kemudian infrastrukturnya bisa disiapkan oleh negara," ujarnya.

    "(Infrastrukturnya) dalam hal ini untuk INTIK sama Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Ini penting nih, kalau dua hal ini tidak dilakukan, maka produksi kita enggak akan bisa meningkat," katanya.

    Trenggono mengatakan, sejak ia masuk menjabat sebagai Menteri KP, saat itu sudah ada target produksi mencapai 2 juta ton. Namun, dengan pengelolaan lahan yang masih tradisional dan kurangnya infrastruktur, ia menyebut hal itu bisa tidak tercapai di tahun 2024.

    "Jadi kalau waktu saya masuk, itu sudah ada target kira-kira mencapai 2 juta ton, bisa tidak tercapai itu di 2024," tuturnya.

    Namun demikian, pihaknya akan tetap optimis dan terus menggenjot agar bisa direvitalisasi dengan baik. "Tapi yang pasti itulah salah satu yang akan kita genjot terus supaya kita bisa revitalisasi dengan baik," katanya.


    (hoi/hoi)
    [Gambas:Video CNBC]
    Next Article Trenggono Blak-Blakan Soal Aturan Ekspor Pasir Laut

    Tags

    Related Articles
    Recommendation
    Most Popular