Internasional

Geger! Setelah Balon Mata-mata AS Tembak 'UFO', Milik China?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 13/02/2023 07:55 WIB
Foto: Balon mata-mata China terbang di atas Charlotte NC, Amerika Serikat pada 04 Februari 2023. (Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) kembali menembak sebuah benda terbang tak dikenal atau UFO di wilayah Danau Huron, Michigan pada Minggu, (12/2/2023). Ini terjadi setelah serangkaian penembakan benda langit, yang salah satunya terkonfirmasi adalah milik China.

Mengutip CNBC International, Washington mengatakan akan mengambil sampel dari benda langit itu. Mereka juga menekankan tidak ada indikasi kerusakan dan benda itu jatuh di danau.

"Sebuah F-16 menembakkan AIM9x untuk berhasil menembak jatuh objek udara yang terbang di ketinggian sekitar 20.000 kaki di wilayah udara AS di atas Danau Huron di Negara Bagian Michigan," menurut pernyataan Pentagon.


Adapun, ini adalah penembakan objek misterius keempat sejak pekan lalu di wilayah udara AS dan Kanada.

Sebelumnya, pada 4 Februari, militer AS menembak jatuh balon China yang dicurigai telah melakukan aksi spionase di seluruh wilayah negeri selama beberapa hari. Kemudian, Gedung Putih mengumumkan objek kedua telah ditembak jatuh pada hari Jumat yang terbang di atas Alaska pada ketinggian sekitar 40.000 kaki.

Keesokan harinya, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa dia bekerja dengan Presiden Joe Biden untuk memerintahkan jet tempur AS untuk menembak jatuh 'objek tak dikenal' yang terbang di atas Yukon.

Pejabat belum merilis banyak detail tentang objek yang jatuh pada hari Jumat dan Sabtu, tetapi Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan kepada ABC News bahwa pihaknya meyakini bahwa kedua objek tersebut adalah balon yang jauh lebih kecil daripada balon mata-mata awal.

Anggota DPR dari Partai Republik, Mike Turner, mengatakan ia tidak mengetahui apa dua objek terbaru itu. Ia juga mengaku bahwa anggota Kongres tidak menerima pengarahan resmi terkait benda itu dari pemerintahan Biden.

"Ini bisa jadi karena mereka tidak memiliki informasi apa pun. Dari konferensi pers yang kami lihat, sepertinya mereka mengambil tindakan ini tanpa pemahaman yang nyata tentang apa yang mereka kejar," paparnya dalam sebuah wawancara dengan CNN International.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand mengatakan dalam konferensi pers hari Sabtu bahwa terlalu dini untuk mengatakan apakah benda itu berasal dari China atau tidak.

"Dari semua indikasi, objek ini berpotensi mirip dengan yang ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Utara, meski ukurannya lebih kecil dan berbentuk silinder," kata Anand.

China sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa balon yang ditembak pada 4 Februari lalu itu merupakan balon pemantau cuaca. Beijing menolak tuduhan bahwa balon itu adalah alat spionase dan menuduh Washington 'terlalu berlebihan'.

Rentetan penembakan ini pun juga terjadi saat hubungan antara AS-China mengalami ketegangan. Terbaru, AS memberlakukan larangan ekspor chip tertentu ke China, yang disebut-sebut juga akan diikuti oleh sekutu Negeri Paman Sam lainnya.

Menurut Washington, Beijing dapat menggunakan teknologi untuk membuat senjata, melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dan meningkatkan kecepatan dan akurasi logistik militernya.

Beijing membalas langkah ini dengan melontarkan kekecewaannya. Negeri Tirai Bambu itu memperingatkan manuver tersebut akan mengganggu rantai pasokan dan pemulihan ekonomi global.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Dagang Usai, Trump Umumkan Kesepakatan Baru AS-China