Ribuan Karung Beras Dimaling Pedagang, Bos Bulog Sudah Curiga

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
10 February 2023 16:55
Polda Banten mengamankan barang bukti dugaan penyimpangan distribusi beras impor premium milik Bulog di Polda Banten, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Polda Banten mengamankan barang bukti dugaan penyimpangan distribusi beras impor premium milik Bulog di Polda Banten, Kota Serang, Banten, Jumat (10/2/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 350 ton beras Perum Bulog yang sudah dikemas ulang diamankan oleh Polda Banten. Sebagai barang bukti dugaan penyimpangan distribusi beras Bulog, bersama 7 tersangka dan 50 bundel nota.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku sudah mencium gelagat penyimpangan beras Bulog. Penangkapan 7 pelaku itu, jelasnya, merupakan tindak lanjut inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, pekan lalu.

"Apa yang saya sampaikan minggu lalu terbukti hari ini, dan saya yakin hal ini akan diurut oleh Kepolisian tentang siapa dalangnya dan siapa saja yang terlibat dalam kasus ini" kata Budi Waseso kepada wartawan di Polda Banten, Serang, Banten, Jumat (10/2/2023).

"Naluri polisi saya, karena itu saya waktu itu sidak (inspeksi mendadak) bersama wartawan dan saya menemukan pelanggaran itu seperti persis yang hari ini ditemukan Polda Banten. Di mana mereka membeli beras Bulog Rp8.300, langsung diganti bajunya, dan dijual dengan harga premium. Otomatis masyarakat membeli 12.000," tambahnya.

Beras-beras itu dikemas ulang dalam karung dengan merek lain. Menurut Budi Waseso, beras tersebut dijual melampaui yang seharusnya dan diduga bakal diselundupkan juga ke Timor Leste.

Seharusnya, kata Budi Waseso, beras Bulog yang didistribusikan lewat operasi pasar adalah untuk mengintervensi harga beras yang terus naik dalam beberapa bulan terakhir. Karena itu, ujarnya, beras Bulog dilepas dengan harga pemerintah Rp8.300 per kg. Dengan demikian, konsumen akhir bisa menikmati harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp9.450 per kg.

Akibat aksi pelaku yang ingin meraup keuntungan setinggi-tingginya, harga beras di dalam negeri tak kunjung turun. Padahal, Bulog sudah menggelontorkan ratusan ribu ton beras lewat operasi pasar. Termasuk bagian dari 500 ribu ton impor beras yang ditugaskan pemerintah ke Bulog.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto menjelaskan, ada 6 modus yang dilakukan para tersangka.

"Yaitu repacking (kemas ulang) beras Bulog menjadi beras premium dengan berbagai merek, mengoplos beras Bulog dengan beras lokal, menjual beras di atas harga HET, memanipulasi DO (delivery order/ pengiriman) dari distributor maupun mitra Bulog, masuk ke tempat penggilingan padi seolah-olah merek sendiri dan memonopoli sistem dagang," paparnya.

"Kami menurunkan Satgas Pangan yang langsung bergerak cepat dengan mengungkap kasus tindak pidana perlindungan konsumen dan persaingan dagang dengan cara mengemas ulang beras Bulog menjadi kemasan merek lain", kata Didik.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk! Stok Beras Bulog Bakal Pecah Rekor Terendah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular