
Penampakan Ratusan Ton Beras Bulog, Dimaling dan Dijual Mahal
Polda Banten mengamankan ribuan karung sekitar 350 ton beras milik Perum Bulog yang siap diselewengkan, bahkan diselundupkan ke luar negeri.

Kepolisian Daerah Banten atau Polda Banten mengamankan ribuan karung sekitar 350 ton beras milik Perum Bulog. Beras-beras tersebut telah dikemas ulang dan diduga bakal diselewengkan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Kabid Humas Polda Banten Didik Hariyanto menjabarkan, temuan penyimpangan beras ini berawal dari inspeksi oleh yang dilakukan di Pasar Induk Beras Cipinang dan ditindaklanjuti oleh Satgas Pangan. Di mana ditemukan ada indikasi memindahkan beras Bulog ke karung beras lain. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Ada 7 tersangka. Ada 5 tempat (penyitaan), yaitu Lebak, Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Pandeglang," kata Didik kepada wartawan, Jumat (10/2/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Barang bukti yang berhasil disita 350 ton. Beras Bulog yang sudah di-repacking. 8 ribu karung. Ada 50 bundel nota, motif mencari keuntungan pribadi," tambahnya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Menurut Direktur Utama Bulog Budi Waseso, beras-beras tersebut rencananya akan diselundupkan ke Timor Leste. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Pedagang beras nakal ternyata memakai beras operasi pasar (OP) beras Bulog untuk dijual lagi dengan harga lebih mahal ke konsumen. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Buwas mengatakan pengusaha ini hanya mencari keuntungan, tidak memikirkan masyarakat dan memanfaatkan beras OP Bulog ini justru dimanfaatkan mereka untuk mencari keuntungan setinggi-tingginya. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Kejahatan, paling cepat paling lambat pasti terungkap. Polda jajaran Polri satgas pangan tidak diam saja, akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Padahal Bulog melakukan pendistribusian beras Bulog untuk intervensi pasar dengan beras impor dengan harga murah, karena harga beras mahal bahkan sampe Rp 12.000 per kg. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Seyogianya, beras-beras Bulog ini dijual dengan harga pemerintah Rp8.300 per kg, dengan demikian konsumen bisa menikmati harga eceran tertinggi RP9.450 per kg. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)