Siap-siap! RI Bisa Kebanjiran Minyak Bumi

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Kamis, 09/02/2023 14:05 WIB
Foto: Wilayah Kerja (WK) Pangkah yang dioperasikan oleh Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) selaku Anak Perusahaan PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina, (Dok. SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia ternyata masih menyimpan 'harta karun' berupa potensi sumber daya minyak bumi dengan jumlah yang cukup besar. Potensi minyak bumi itu berada di Blok Seram, Maluku dan Blok Warim, Papua.

Di tengah produksi minyak Indonesia yang sedang mengalami penurunan akibat sumur-sumur minyak yang sudah mature atau tua. Bila potensi itu terbukti, tentunya ini akan sangat mendukung produksi minyak yang ditargetkan bisa mencapai 1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2023.

Atas temuan ini, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal menyebutkan sudah ada investor yang berminat untuk menggarap Blok minyak itu.


Kemal mengatakan sudah ada investor yang tertarik dan melihat data di wilayah Seram. "Untuk area Seram, saat ini sudah ada investor tertarik dan melihat data," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/2/2023).

Selain itu, Kemal juga menyebutkan bahwa untuk wilayah Warim sedang dalam proses penawaran kepada perusahaan migas dengan modal yang besar hingga menengah. "Sedangkan, Warim dalam proses ditawarkan kepada major to middle capital oil and gas company," ungkapnya.

Untuk diketahui, potensi cadangan minyak di Blok Warim, Papua yang tercatat oleh Kementerian ESDM mencapai 25 miliar barel minyak serta 47 triliun kaki kubik gas (TCF) di atas produksi gas milik Blok Masela yang diperkirakan mencapai 10,73 TCF.

Selain Blok Warim, potensi cadangan minyak bumi baru juga diketahui ada di Blok Seram, Maluku. SKK Migas mencatat, setidaknya potensi cadangan mencapai 5 miliar barel.

"Kita punya potensi cadangan minyak, itu yang Warim sama Seram yang nanti kita akan fokus, Kementerian esdm akan fokus di dua ini bagaimana ini bisa segera jadi Wilayah Kerja," terang Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto saat ditemui di Gedung DPR, Dikutip Kamis (2/2/2023).

Dwi berharap, jika seandainya Indonesia fokus pada dua temuan potensi itu dan sukses, maka itu bisa menambah cadangan minyak untuk jangka panjang termasuk produksinya. Seperti yang diketahui target 1 juta barel minyak per hari (bph) di tahun 2030. Lagi pula saat ini, Indonesia sedang dalam tren penurunan produksi minyak bumi.

Di mana, seperti diketahui dalam catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) produksi minyak siap jual (lifting) tahun 2022 mencapai 612.300 barrel oil per day (bopd) atau lebih rendah dari capaian lifting minyak pada tahun 2021 yang mencapai 660.300 bopd.

Realisasi lifting minyak pada tahun 2022 yang mencapai 612.300 bopd itu juga tidak mencapai target tahun 2022 yang dicanangkan mencapai 703.000 bopd.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Roadmap Hidrogen Nasional Dirilis, Bahlil Harap Dilirik Investor